Tidur Lagi Jam 9 Pagi Setelah Bangun Subuh? Hati-Hati, Bisa Ganggu Jantung dan Gula Darah!
- Pixabay
Lifestyle –Pernah mengalami bangun pagi jam 6 atau 7, lalu merasa masih ngantuk dan akhirnya tidur lagi jam 8 atau 9 pagi? Sekilas, kebiasaan ini terasa menyenangkan, apalagi kalau kamu sedang libur atau tidak terburu-buru. Tapi anehnya, setelah tidur ulang justru badan terasa lebih lemas, pusing, bahkan sulit fokus.
Kalau kamu sering mengalaminya, hati-hati. Kebiasaan tidur ulang setelah bangun pagi bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama jika dilakukan terus-menerus. Salah satunya dapat mengacaukan ritme sirkadian yang bisa berujung pada gangguan metabolisme, tekanan darah, bahkan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Pertama mari pahami bahwa tubuh manusia memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian. Ritme ini mengatur kapan tubuh seharusnya aktif, istirahat, menghasilkan hormon, bahkan kapan kita merasa lapar. Idealnya, jam sirkadian ini selaras dengan siklus terang-gelap alami seperti bangun saat matahari terbit, tidur saat malam tiba.
Saat kamu sudah bangun pagi (misalnya jam 6), tubuh mulai melepaskan hormon kortisol yang membuat kamu terjaga dan bersiap menjalani hari. Tapi ketika kamu memilih untuk tidur lagi jam 9 pagi, sistem ini terganggu. Tubuh jadi bingung: “Lho, kita udah aktif atau masih tidur, nih?”
Menurut Direktur Medical Chronobiology Program di Harvard Medical School, Dr. Frank A.J.L. Scheer, waktu tidur yang tidak sesuai dengan ritme biologis alami dapat menyebabkan disfungsi metabolik, peningkatan tekanan darah, dan gangguan regulasi gula darah.
Artinya, tidur ulang saat tubuh seharusnya sudah aktif bisa membuat sistem metabolisme dan kardiovaskular kacau.
Bahaya pada Jantung dan Gula Darah
Mungkin kamu mengira tidur ulang cuma membuat sedikit pusing atau malas gerak. Tapi efeknya bisa lebih serius. Tidur di waktu yang tidak tepat dapat mengganggu pola tekanan darah harian yang seharusnya meningkat perlahan saat pagi hari. Ini dikenal dengan istilah circadian blood pressure rhythm.
Normalnya, saat kita bangun pagi, tekanan darah naik secara alami untuk mempersiapkan tubuh beraktivitas. Namun tidur ulang justru bisa menyebabkan pola ini terganggu, bahkan dalam jangka panjang menimbulkan non-dipper pattern, yaitu kondisi saat tekanan darah tidak turun saat malam dan tidak naik saat pagi. Ini salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke.
Dampak lainnya dari tidur ulang pagi adalah gangguan pada metabolisme glukosa. Ketika kamu tidur lagi setelah bangun dan mungkin sudah sarapan, tubuhmu justru tidak memproses gula darah dengan optimal. Apalagi jika kamu tidak bergerak setelah makan. Ini bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan mengganggu sensitivitas insulin.
Tak hanya itu, tidur ulang juga dapat mengacaukan kerja dua hormon penting yakni ghrelin (yang merangsang rasa lapar) dan leptin (yang memberi sinyal kenyang). Ketidakseimbangan keduanya membuat kamu lebih mudah lapar, cenderung ngemil, dan akhirnya berat badan meningkat meskipun pola makan tak berubah signifikan.
Studi yang dilakukan oleh Dr. Frank Scheer menunjukkan bahwa perubahan waktu tidur walau hanya beberapa jam dari waktu biologis ideal dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
Tidur Ulang Bukan Tidur Siang
Sebagian orang menganggap tidur ulang pagi sama saja dengan tidur siang. Padahal, keduanya sangat berbeda. Tidur siang yang sehat dilakukan di antara jam 1 hingga 3 siang, biasanya setelah makan siang, dan berlangsung singkat maksimal 30 menit.
Sementara tidur ulang jam 8 atau 9 pagi terjadi setelah tubuh sebenarnya sudah aktif. Bahayanya, tidur pagi ini sering masuk ke fase tidur dalam (deep sleep), tapi waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan satu siklus tidur (sekitar 90–110 menit). Akibatnya, kamu bisa terbangun dalam kondisi sleep inertia yakni perasaan limbung, bingung, dan lemas yang justru lebih buruk dari rasa kantuk sebelumnya.
Tanda-Tanda Tidur Ulang Mulai Merusak Kesehatan
Kalau kamu mulai merasakan beberapa hal berikut, bisa jadi tidur ulangmu sudah berdampak buruk bagi tubuh seperti merasa lebih lemas dan malas setelah bangun tidur ulang, sering pusing atau “blank” di siang hari, emosi jadi labil atau mudah kesal. Kemudian sulit tidur malam karena siklus tidur kacau, berat badan naik meski tidak makan berlebihan hingga lingkar perut bertambah, tekanan darah mulai naik. Bisa jadi hal tersebut merupakan sinyal awal bahwa ritme biologismu terganggu dan berisiko mengarah pada sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi seperti hipertensi, gula darah tinggi, dan obesitas sentral.
Kapan Tidur Ulang Masih Aman?
Tidur ulang sebenarnya tidak selalu buruk. Dalam kondisi tertentu, tubuh memang butuh tambahan istirahat, misalnya:
- Saat kamu hanya tidur 4–5 jam malam sebelumnya
- Dalam kondisi kelelahan fisik atau mental
- Jika dilakukan hanya sesekali, bukan kebiasaan harian
- Tidur ulang berlangsung singkat (20–30 menit), dengan pencahayaan alami agar tak masuk ke fase tidur dalam
Kuncinya adalah tidur ulang bukan pengganti tidur malam, dan harus dilakukan secara sadar, bukan karena kebiasaan pasrah mengikuti rasa kantuk.
Daripada langsung kembali ke tempat tidur, coba beberapa cara berikut untuk mengusir kantuk pagi:
- Paparan cahaya matahari: berdiri di bawah sinar matahari pagi minimal 10 menit membantu “menghidupkan” ritme sirkadian
- Minum air putih: dehidrasi ringan bisa membuat tubuh terasa ngantuk
- Sarapan bergizi ringan: seperti telur, oatmeal, atau buah segar
- Stretching ringan atau jalan kaki 5–10 menit
- Power nap siang hari (antara jam 1–3 siang), maksimal 30 menit
Selain itu, biasakan tidur malam di jam yang sama setiap hari, dan hindari aktivitas berlayar di layar ponsel menjelang tidur.