Telur Mata Sapi Bisa Jadi Silent Killer? Dokter Jelaskan Fakta Sebenarnya
- iStock
Lifestyle –Telur mata sapi memang susah ditolak. Aromanya yang menggoda, bagian kuningnya yang lumer, dan sensasi garing di tepiannya bikin banyak orang menjadikannya lauk andalan sehari-hari terutama saat pagi hari. Tapi, tahukah kamu bahwa telur mata sapi yang terlihat sederhana ini bisa menjadi silent killer bagi jantungmu jika dimasak dan dikombinasikan dengan makanan yang salah?
Menurut profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr. Walter Willett, telur bukanlah penyebab langsung penyakit jantung. Justru cara memasaknya dan kombinasi makanan lainlah yang bisa meningkatkan risiko kesehatan secara perlahan tanpa disadari.
"Bukan telurnya yang membunuh, tapi cara memasaknya dan makanan yang mengiringinya yang bisa menjadi silent killer," jelas Dr. Willett.
Telur: Kaya Nutrisi, Tapi Harus Dikendalikan
Secara nutrisi, telur sebenarnya adalah makanan yang sangat lengkap. Kaya akan protein berkualitas tinggi, vitamin B12, kolin untuk fungsi otak, serta vitamin D yang penting untuk tulang. Satu butir telur mengandung sekitar 180–200 mg kolesterol, yang dulu sempat membuat banyak orang khawatir.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedang (sekitar satu butir per hari) tidak berbahaya bagi jantung, asalkan tidak dimasak dengan minyak berlebih dan tidak dimakan bersamaan dengan makanan tinggi garam dan lemak jenuh.
Masalahnya Ada di Cara Masaknya
Masalah utama muncul saat telur mata sapi dimasak dengan teknik “goreng garing” yang biasa digunakan di rumah:
- Digoreng dengan minyak sawit dalam jumlah banyak.
- Kadang pakai mentega atau margarin padat untuk rasa gurih.
- Seringkali menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali.
Kombinasi ini dapat memicu pembentukan lemak trans dan senyawa pro-inflamasi, yang menurut Dr. Willett, jauh lebih berbahaya dibanding kolesterol dari telur itu sendiri.
"Lemak trans dari minyak bekas atau suhu tinggi justru lebih berbahaya dari kolesterol telur itu sendiri," kata Dr. Willett.
Tambah Parah Kalau Dicampur Makanan Tinggi Garam
Telur mata sapi jarang dimakan sendiri. Sering kali, telur mata sapi hadir barengi dengan mie instan, kornet, sosis, nasi goreng dan sambal instan. Semua makanan ini mengandung sodium tinggi, dan jika dikonsumsi rutin, bisa memicu:
- Retensi cairan alhasil tekanan darah meningkat
- Stres pada ginjal dan pembuluh darah
- Risiko hipertensi dan stroke dini
Kombinasi antara lemak jenuh + sodium tinggi adalah penyebab utama meningkatnya kasus penyakit kardiovaskular di usia muda.
Kenapa Disebut “Silent Killer”?
Efek negatif dari telur mata sapi yang digoreng berlebihan dan dikonsumsi setiap hari tidak langsung terasa. Tapi efeknya akumulatif.
Awalnya:
- Kolesterol mulai menumpuk di dinding pembuluh darah.
- Tekanan darah naik pelan-pelan tanpa gejala.
- Fungsi jantung dan ginjal mulai menurun.
Beberapa tahun kemudian:
- Muncul keluhan sering pusing, mudah lelah, jantung berdebar.
- Tiba-tiba bisa terjadi serangan jantung atau stroke.
Lantaran tidak terasa gejalanya sejak awal, pola makan seperti ini disebut sebagai penyebab kematian diam-diam alias silent killer.
Penelitian dari Harvard School of Public Health pada 2021 lalu mengungkap bahwa diet tinggi lemak trans dan sodium bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 42 persen dalam kurun 10 tahun. Hal ini diperparah jika sering makan makanan olahan dan gorengan, aktivitas fisik rendah hingga tidak rutin cek kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan merekomendasikan:
- Batas maksimal konsumsi garam harian: 5 gram (sekitar 1 sendok teh).
- Konsumsi lemak trans industri: 0 gram (harus dihindari sepenuhnya).
Kabar baiknya, kamu tidak perlu menghindari telur, yang perlu diubah adalah cara memasaknya dan pasangan makanannya.
Gunakan Teknik Masak Lebih Sehat
- Rebus (boiled egg) – tidak pakai minyak sama sekali.
- Kukus (steamed egg) – gaya Jepang/Korea, lembut dan rendah kalori.
- Poached egg – telur direbus tanpa cangkang, tekstur tetap lumer.
- Air fryer – bisa menghasilkan tekstur mirip gorengan tanpa minyak berlebih.
- Pan fry – cukup pakai ½ sendok teh minyak sehat seperti canola atau zaitun.
Hindari Pasangan “Berbahaya”
Jangan lagi gabungkan telur dengan:
- Sosis atau kornet
- Mi instan tinggi sodium
- Sambal botolan yang asin
Gantilah dengan:
- Tumis bayam, paprika, atau brokoli
- Irisan alpukat atau tomat segar
- Roti gandum atau nasi merah
"Makan telur tidak perlu dihindari, tapi batasi cara masaknya dan perhatikan konteks makanan secara keseluruhan," jelas Dr. Willett.
Kalau bingung mulai dari mana, ini beberapa contoh menu telur yang sehat dan tetap lezat:
- Telur rebus + bayam tumis + nasi merah
- Poached egg + alpukat + roti gandum
- Chawanmushi (telur kukus Jepang) + sayuran kukus
- Scrambled egg dengan sedikit minyak zaitun + tomat segar
Semua menu ini rendah minyak, rendah sodium, tapi tetap kaya rasa dan bernutrisi.