Mengapa Orang Jahat dan Sombong Akhirnya Menuai Akibatnya? Benarkah Karma Nyata?

Karma
Sumber :
  • Pixaby

Karma dari Kacamata Psikologi: Hukum Balasan dalam Dunia Nyata

Anak Malas Shalat? Coba Terapkan 5 Langkah dari Kisah Rasulullah

Di luar kerangka spiritual, psikologi sosial dan klinis juga melihat bagaimana tindakan negatif sering membawa konsekuensi psikologis dan sosial bagi pelakunya.

Psikologi Sosial: Kehilangan Dukungan Sosial

Profesor di Stanford University dan penulis The No Asshole Rule, Dr. Robert Sutton mengungkap bahwa perilaku jahat dan sombong seperti meremehkan orang lain, menyabotase rekan kerja, atau memanipulasi situasi akan merusak reputasi sosial pelaku itu sendiri.

Begini Cara Rasulullah Menghadapi Anak Kecil, Gaya Parentingnya Bisa Ditiru!

“Orang-orang seperti ini biasanya menang di awal. Tapi dalam jangka panjang, mereka kehilangan kepercayaan, kolaborator, dan akhirnya dikucilkan dari jaringan sosial mereka,” tulis Sutton.

Manusia adalah makhluk sosial. Ketika seseorang terus menyakiti atau merugikan orang lain, respons alami orang di sekitarnya adalah menjaga jarak. Perlahan, pelaku akan kehilangan relasi yang berarti, termasuk peluang kerja dan dukungan emosional.

Psikologi Klinis: Efek Kejiwaan dari Perilaku Negatif

7 Tahun Pertama, 7 Kunci Parenting Islami untuk Membentuk Anak Saleh

Psikolog klinis Dr. Guy Winch menjelaskan dalam bukunya Emotional First Aid, bahwa orang yang sering berbuat jahat atau bersikap sombong, tanpa disadari, membawa beban psikologis yang berat. Mereka mungkin terlihat percaya diri atau kuat di luar, namun dalam banyak kasus:

Halaman Selanjutnya
img_title