Anak Malas Shalat? Coba Terapkan 5 Langkah dari Kisah Rasulullah
- ChatGPT
Lifestyle –Shalat merupakan tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim, namun sering kali orang tua menghadapi tantangan ketika anak menunjukkan sikap malas atau enggan melaksanakan shalat. Dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW memberikan teladan luar biasa dalam mendidik anak untuk mencintai ibadah, termasuk shalat, melalui pendekatan yang penuh kasih sayang, sabar, dan bijaksana. Beliau tidak hanya mengajarkan kewajiban shalat, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadapnya melalui contoh nyata dan metode yang mudah diterima anak.
Dengan meneladani cara Rasulullah, orang tua dapat membantu anak mengatasi kemalasan dalam shalat dan menjadikan ibadah sebagai bagian alami dari kehidupan mereka. Artikel ini akan menguraikan lima langkah praktis berdasarkan kisah Rasulullah SAW, yang didukung oleh hadis dan riwayat autentik, untuk mendorong anak mencintai shalat.
1. Memberikan Teladan dengan Konsistensi Ibadah
Rasulullah SAW selalu menjadi teladan dalam menjalankan ibadah, termasuk shalat, dengan penuh kekhusyukan dan konsistensi. Dalam riwayat Sahih Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat, baik wajib maupun sunnah, bahkan di tengah kesibukan.
Orang tua dapat meneladani sikap ini dengan menunjukkan konsistensi dalam melaksanakan shalat di hadapan anak. Misalnya, lakukan shalat berjamaah di rumah dan ajak anak untuk ikut serta. Dengan melihat orang tua shalat tepat waktu dan dengan penuh kesungguhan, anak akan terinspirasi untuk meniru kebiasaan tersebut. Pastikan juga untuk menjelaskan makna shalat sebagai sarana komunikasi dengan Allah SWT agar anak memahami nilai spiritualnya.
2. Mengajarkan Shalat dengan Pendekatan Lembut
Rasulullah SAW mengajarkan shalat kepada anak-anak dengan cara yang lembut dan tidak memaksa. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, beliau bersabda, “Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan ringan) jika mereka tidak melakukannya pada usia sepuluh tahun.” Namun, sebelum usia tersebut, Rasulullah mendorong pendekatan yang penuh kasih sayang.