Mengapa Orang Jahat dan Sombong Akhirnya Menuai Akibatnya? Benarkah Karma Nyata?

Karma
Sumber :
  • Pixaby

  • Tips Menjaga Akhlak dan Iman Anak di Tengah Distraksi Digital

    Merasa gelisah karena takut “terbongkar”.

  • Sering mengalami overthinking karena merasa harus terus menjaga citra.

  • Parenting Toksik dalam Balutan Agama, Waspadai Kesalahan Pola Asuh yang Mengklaim Islami

    Lebih rentan terhadap stres dan depresi karena tidak memiliki hubungan yang tulus.

Sombong dan kejahatan bisa menjadi bentuk pertahanan diri, tapi efeknya justru menyabotase kebahagiaan pelaku dari dalam.

Ilustrasi: Ketika Karma Menyerang Balik

Apakah Orang Bisa Merasakan Tanda Kematian Sebelum Itu Terjadi? Ini Penjelasan dari Ilmu, Intuisi, dan Spiritualitas

Bayangkan seorang manajer yang selalu merendahkan bawahannya di depan umum, mengklaim ide tim sebagai miliknya sendiri, dan sering 'menjilat' atasan demi promosi. Di awal, ia terlihat sukses. Kariernya naik. Namun setelah beberapa waktu:

  • Anggota tim tidak lagi bekerja dengan maksimal karena kehilangan rasa percaya.

  • Beberapa rekan mulai melapor ke HR karena tekanan psikologis.

  • Atasan pun mulai meragukan kredibilitasnya karena hasil tim menurun drastis.

Akhirnya, dia bukan hanya gagal promosi, tapi juga harus pindah divisi karena kehilangan dukungan.

Ini bukan sekadar cerita rekaan. Fenomena seperti ini terjadi di banyak tempat kerja. Karma bekerja, kadang bukan secara mistik, tapi lewat mekanisme sosial yang sangat nyata.

Balasan yang Datang dari Diri Sendiri

Halaman Selanjutnya
img_title