Mengapa Orang Jahat dan Sombong Akhirnya Menuai Akibatnya? Benarkah Karma Nyata?
- Pixaby
-
Merasa gelisah karena takut “terbongkar”.
Sering mengalami overthinking karena merasa harus terus menjaga citra.
-
Lebih rentan terhadap stres dan depresi karena tidak memiliki hubungan yang tulus.
Sombong dan kejahatan bisa menjadi bentuk pertahanan diri, tapi efeknya justru menyabotase kebahagiaan pelaku dari dalam.
Ilustrasi: Ketika Karma Menyerang Balik
Bayangkan seorang manajer yang selalu merendahkan bawahannya di depan umum, mengklaim ide tim sebagai miliknya sendiri, dan sering 'menjilat' atasan demi promosi. Di awal, ia terlihat sukses. Kariernya naik. Namun setelah beberapa waktu:
Anggota tim tidak lagi bekerja dengan maksimal karena kehilangan rasa percaya.
Beberapa rekan mulai melapor ke HR karena tekanan psikologis.
Atasan pun mulai meragukan kredibilitasnya karena hasil tim menurun drastis.
Akhirnya, dia bukan hanya gagal promosi, tapi juga harus pindah divisi karena kehilangan dukungan.
Ini bukan sekadar cerita rekaan. Fenomena seperti ini terjadi di banyak tempat kerja. Karma bekerja, kadang bukan secara mistik, tapi lewat mekanisme sosial yang sangat nyata.