Kenapa Malam Jumat Identik dengan Hal Mistis? Ini Penjelasan Psikologis dan Budayanya
- Pixaby
Menurut psikolog dari University of Pennsylvania, Paul Rozin ini adalah bentuk benign masochism yakni kenikmatan terhadap pengalaman negatif yang disadari tidak benar-benar membahayakan. Seperti saat naik roller coaster atau makan makanan super pedas, tubuh kita merespons seolah dalam bahaya, tapi otak tahu kita tetap aman.
Ketika kita menonton horor malam Jumat, jantung mungkin berdebar dan keringat dingin mengalir. Tapi setelah itu, muncul rasa lega dan bahkan kesenangan. Ini yang disebut sebagai emotional release, atau pelepasan emosi yang menumpuk.
Namun tak semua orang bisa menikmati rasa takut ini. Bagi individu dengan gangguan kecemasan atau trauma masa kecil yang berkaitan dengan mistis, malam Jumat bisa jadi pemicu kecemasan, mimpi buruk, atau gangguan tidur.
Ahli neurologi dari The Center for Neural Science, Dr. Justin Feinstein, menyebutkan bahwa otak yang terlalu sensitif terhadap sinyal ancaman akan mudah terpicu hanya dengan sedikit rangsangan, misalnya suara aneh atau cerita horor ringan. Ini bisa menimbulkan respons fight or flight yang tidak proporsional.
Jadi, penting untuk membedakan antara hiburan dan sugesti yang mengganggu. Jika kamu merasa takut berlebihan, mudah panik, atau sampai susah tidur setiap malam Jumat, mungkin sudah waktunya mengurangi paparan pada hal-hal mistis dan mencoba grounding techniques seperti meditasi atau journaling.
Malam Jumat menjadi malam mistis bukan karena ada sesuatu yang secara ilmiah lebih menyeramkan dari malam lainnya. Tapi karena budaya, cerita turun-temurun, media, dan proses psikologis seperti priming, fear contagion, dan asosiasi emosional.
Ketika otak kita dilatih terus-menerus untuk mengaitkan malam Jumat dengan horor, rasa takut akan muncul bahkan tanpa sebab nyata. Namun, memahami mekanisme ini justru bisa membantu kita memilah mana yang hanya sugesti, mana yang benar-benar perlu diwaspadai. Jadi, apakah malam Jumat memang angker? Bisa jadi iya, tapi bukan karena hantu melainkan karena otak kita yang sudah terbiasa menakut-nakuti diri sendiri.