Tradisi Ciuman Massal di Bali, Apa Tujuannya?

Ilustrasi ciuman
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle – Bayangkan sebuah ritual di mana ratusan pemuda dan pemudi, berpakaian adat Bali yang anggun, saling mendekat di tengah jalan desa yang ramai, diiringi tawa riang dan siraman air segar yang menyegarkan. Ini bukan adegan dari festival modern yang hedonis, melainkan Tradisi Omed-Omedan, yang sering disebut sebagai "ciuman massal" di Bali. 

7 Oleh-oleh Halal dari Bali yang Wajib Dibawa Pulang

Digelar setiap tahun di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar Selatan, ritual ini menjadi magnet bagi wisatawan yang haus akan pengalaman budaya autentik. Lebih dari sekadar tontonan sensasional, Omed-Omedan mencerminkan harmoni antara spiritualitas Hindu Bali, kebersamaan sosial, dan semangat penyambutan tahun baru Saka. 

Pada paragraf pembuka ini, kita akan menyelami bagaimana ritual ini, yang berakar sejak abad ke-17, tidak hanya melestarikan warisan leluhur tetapi juga menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini di tengah arus globalisasi yang kian deras.

10 Kebiasaan Orang Jakarta yang Bikin Turis Kaget, Harus Ekstra Persiapan

Tradisi Omed-Omedan, yang secara harfiah berarti "tarik-menarik" dalam bahasa Bali, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kalender budaya pulau Dewata. Ritual ini dilaksanakan tepat sehari setelah Hari Raya Nyepi, pada hari yang dikenal sebagai Ngembak Geni atau "menyalakan kembali api". 

Omed-omedan

Photo :
  • Indonesia Kaya
Intip Keunikan Arsitektur Bambu Indah Resort Ubud

Nyepi sendiri adalah hari sunyi total di Bali, di mana seluruh aktivitas duniawi dihentikan untuk introspeksi dan pemurnian diri sesuai ajaran Hindu. Keesokan harinya, Omed-Omedan muncul sebagai ledakan kegembiraan yang kontras, menandai dimulainya aktivitas sosial kembali. 

Lokasinya yang tetap di Banjar Kaja, Desa Sesetan, membuatnya menjadi situs ziarah budaya bagi ribuan pengunjung setiap tahun. Menurut catatan sejarah lokal, tradisi ini pertama kali muncul pada masa Kerajaan Puri Oka, sebuah kerajaan kecil di Denpasar Selatan, di mana ritual awalnya hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan sebagai bentuk syukur atas kesembuhan sang raja dari penyakit misterius akibat kegaduhan pemuda desa.

Halaman Selanjutnya
img_title