Urine Berbau Amis atau Manis? Adakah yang Salah dengan Tubuh?

Ilustrasi buang air kecil
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Pernahkah kamu memerhatikan diri saat buang air kecil? Jika tidak mulai perhatikan saat ini. Sebab beberapa masalah kesehatan bisa terlihat dari urine yang kita keluarkan termasuk bau urine itu sendiri. 

5 Penyakit Paling Mematikan di Dunia dan yang Paling Banyak Menyerang Orang Indonesia

Apakah kamu pernah menemui momen suatu pagi kamu ke kamar mandi untuk buang air kecil, lalu mendadak mencium bau urine yang berbeda dari biasanya? Kadang amis menyengat, kadang berbau manis seperti buah-buahan. Normalkah jika urine berbau aneh seperti itu?

 

Kenapa Susah Buang Air Kecil di Pagi Hari? Waspadai 7 Penyakit Ini!

Bau yang tidak biasa bisa menandakan infeksi, gangguan metabolik, atau bahkan penyakit serius yang butuh perhatian medis. Yuk, kita kupas satu per satu alasan di balik aroma tak biasa ini yang dijelaskan secara medis oleh para ahli

 

5 Bahaya Kesehatan Serius Jika Makan Daging Berlebihan Saat Idul Adha, Nomor 3 Mengejutkan!

Sebelum membahas yang tidak normal, kita pahami dulu seperti apa bau urine yang dianggap biasa. Urine terdiri dari 95 persen air, sisanya adalah limbah seperti urea, amonia, garam, dan zat-zat hasil metabolisme. Bau khas urine umumnya berasal dari amonia dalam kadar ringan. Kalau kamu cukup minum air, urine biasanya berwarna bening kekuningan dan baunya ringan. Namun, ada beberapa faktor yang bisa bikin bau urine berubah secara alami seperti:

 

  • Dehidrasi ringan (bau jadi lebih tajam)

  • Makanan tertentu seperti asparagus atau kopi

  • Obat dan suplemen vitamin, terutama B kompleks

 

Jadi, kalau sesekali bau urine agak menyengat karena makan sesuatu, itu masih tergolong normal.

 

 

Urine Berbau Amis: Apa Penyebabnya?

 

Bau amis atau tajam seperti ikan basi? Ini bisa jadi pertanda gangguan kesehatan tertentu. Beberapa gangguan kesehatan tersebut meliputi:

 

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

 

Infeksi ini paling sering jadi biang keladi urine berbau menyengat. Bakteri seperti E. coli masuk ke saluran kemih dan mengubah bau urine. Beberapa gejala penyertanya antara lain, sering pipis tapi sedikit-sedikit, anyang-anyangan atau nyeri saat kencing,  hingga terkadang disertai demam atau urine keruh. Menurut profesor urologi dari University of Kansas, Dr. Tomas Griebling ISK adalah salah satu penyebab utama urine berbau tidak normal.

"Bakteri menghasilkan zat kimia yang memengaruhi aroma urine," jelasnya.

 

2. Dehidrasi Berat

 

Kalau kamu jarang minum air, urine akan lebih pekat dan mengandung lebih banyak urea. Ini membuat baunya jadi tajam seperti amonia.

 

3. Trimethylaminuria (Fish Odor Syndrome)

 

Kelainan genetik langka ini bikin tubuh gagal memecah trimetilamin, senyawa penyebab bau amis. Akibatnya, bau amis keluar lewat keringat, napas, dan urine.

 

4. Gangguan Ginjal atau Hati

 

Ketika ginjal atau hati tidak berfungsi optimal, zat-zat limbah menumpuk dan keluar bersama urine, yang bisa menyebabkan bau tak biasa.

 

 

Urine Berbau Manis: Haruskah Khawatir?

 

Bau urine seperti buah atau sirup? Jangan langsung lega, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal bahaya. Beberapa tanda kesehatan yang patut diwaspadai dari urine yang berbau manis antara lain:

 

1. Diabetes yang Tidak Terkontrol

 

Ketika kadar gula darah sangat tinggi, tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa lewat urine. Ini menyebabkan urine berbau manis atau seperti buah busuk. Menurut Cleveland Clinic, bau manis pada urine bisa jadi tanda ketoasidosis diabetik (DKA), kondisi darurat medis yang sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1.

 

Gejala tambahan:

 

  • Rasa haus berlebihan

  • Sering buang air kecil

  • Lelah, mual, dan nafas berbau seperti buah

 

2. Maple Syrup Urine Disease (MSUD)

 

Kelainan genetik langka yang membuat tubuh tidak bisa memecah asam amino tertentu. Urine bayi yang terkena MSUD berbau seperti sirup mapel. Biasanya terdeteksi lewat skrining bayi baru lahir.

 

3. Makanan Tinggi Gula

 

Jika kamu konsumsi makanan atau minuman tinggi gula secara ekstrem, bisa juga membuat urine berbau manis, tapi efeknya sementara dan tidak ekstrem.

 

Ternyata urine yang berbau tak biasa itu juga bisa terjadi lantaran pengaruh makanan atau suplemen yang kita konsumsi. Beberapa makanan dan suplemen bisa mengubah aroma urine tanpa mengindikasikan penyakit diantaranya:

 

  • Asparagus: mengandung asam asparagus yang dipecah menjadi senyawa sulfur.

  • Kopi: memengaruhi bau karena sifat diuretiknya.

  • Bawang putih dan bawang merah: mengandung senyawa volatil.

  • Vitamin B6: dalam dosis tinggi, bisa memberi aroma tajam.

 

Perubahan ini bersifat sementara dan akan hilang jika konsumsi dihentikan.

 

 

Kapan Harus Khawatir?

 

Tidak semua perubahan bau berarti bahaya. Tapi kamu perlu waspada jika:

 

  • Bau aneh berlangsung lebih dari 2–3 hari tanpa alasan jelas

  • Disertai gejala seperti nyeri, demam, urine keruh/berdarah

  • Kamu punya riwayat diabetes atau penyakit ginjal

 

Lebih baik memeriksakan diri ke dokter jika mencurigai perubahan ini bukan karena makanan atau dehidrasi.

 

Pemeriksaan dan Diagnosis

 

Dokter biasanya akan melakukan:

 

  • Urinalisis lengkap: untuk melihat adanya infeksi, gula, darah, atau keton.

  • Tes darah: untuk mengecek fungsi ginjal, kadar gula, dan kemungkinan infeksi sistemik.

  • Kultur urine: jika dicurigai ISK kronis.

 

Untuk kasus langka seperti trimethylaminuria atau MSUD, dibutuhkan tes genetik dan penanganan khusus.

 

 

Cara Mengatasi dan Mencegah Bau Urine Tak Normal

 

  1. Minum cukup air: 8 gelas per hari atau lebih saat cuaca panas.

  2. Jaga kebersihan area genital: terutama setelah buang air atau berhubungan.

  3. Hindari makanan pemicu jika sensitif.

  4. Segera obati ISK: jangan ditunda karena bisa menyebar ke ginjal.

  5. Kontrol kadar gula darah: bagi penderita diabetes.

 

Urine bukan sekadar limbah tubuh. Ia adalah cerminan kesehatan kita. Jika kamu mencium bau amis, manis, atau aroma yang tak biasa dari urine dan disertai gejala lain, jangan abaikan. Lebih baik konsultasi ke dokter lebih awal daripada menunggu gejala makin parah. Tubuh kita sebenarnya sudah pintar memberi sinyal. Tinggal kita, mau mendengarkan atau tidak?