Menelusuri Kota Gaib Saranjana, Bisakah Didatangi Wisatawan?
- Pixabay
Sikap masyarakat lokal terhadap wisatawan yang mencari jejak Saranjana cukup beragam. Sebagian merasa bangga karena kisah leluhur mereka menjadi perhatian nasional dan internasional. Namun ada pula kekhawatiran akan terjadinya penyalahgunaan narasi budaya serta eksploitasi terhadap wilayah adat.
Beberapa tokoh masyarakat menegaskan bahwa kisah tentang Saranjana harus dihormati sebagai bagian dari identitas lokal, bukan hanya dikomersialkan untuk konten hiburan.
Warga juga mengingatkan agar para wisatawan menjaga etika, tidak sembarangan saat berkunjung, dan menghormati tempat-tempat yang dianggap sakral. Pendekatan spiritual dan budaya menjadi hal yang sangat penting ketika berwisata ke daerah yang penuh dengan kepercayaan lokal seperti ini.
Potensi Saranjana dalam Pengembangan Wisata
Saranjana bukan hanya sekadar cerita rakyat. Ia merupakan bagian dari warisan budaya lisan yang menyimpan banyak makna simbolis dan sejarah lokal. Jika dikelola dengan baik, legenda ini bisa memperkaya sektor pariwisata berbasis budaya dan ekowisata spiritual.
Pemerintah daerah maupun pelaku wisata lokal dapat mengembangkan narasi Saranjana secara bijak melalui storytelling, wisata edukatif, dan pelestarian tradisi.
Namun, tantangan utama adalah bagaimana menyampaikan kisah ini secara akurat tanpa menyesatkan publik. Perlu keterlibatan budayawan, antropolog, dan tokoh adat dalam mengemas cerita menjadi atraksi yang informatif, menarik, sekaligus edukatif. Dengan begitu, mitos bisa berperan sebagai jembatan pemahaman lintas budaya, bukan sekadar sensasi wisata belaka.