Benarkah Sering Minum Es Bisa Membuat ASI Membeku?

Ilustrasi ibu menyusui
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Dalam dunia parenting, khususnya bagi ibu menyusui, berbagai mitos sering kali menjadi topik perbincangan yang memengaruhi pola asuh. Salah satu mitos yang kerap beredar adalah anggapan bahwa sering mengonsumsi minuman es dapat menyebabkan ASI (Air Susu Ibu) membeku di dalam tubuh, sehingga menghambat proses menyusui. 

10 Menu MPASI Praktis dan Sehat untuk Ibu Bekerja

Mitos ini kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan ibu, terutama mereka yang baru pertama kali menjalani pengalaman menyusui. Padahal, informasi yang akurat dan berbasis ilmiah sangat penting untuk mendukung pola asuh yang sehat dan optimal. 

Artikel ini bertujuan untuk mengklarifikasi mitos tersebut dengan menghadirkan fakta medis yang jelas, sekaligus memberikan panduan praktis bagi ibu menyusui dalam menjalani parenting dengan percaya diri. Dengan memahami fakta di balik mitos ini, diharapkan ibu dapat fokus pada pola asuh yang mendukung kesehatan diri dan bayi tanpa terbebani oleh informasi yang keliru.

Penjelasan Mitos

Perbedaan Pola Asuh Nenek di Desa dan di Kota, Mana yang Lebih Efektif?

Mitos bahwa minum es dapat membuat ASI membeku memiliki akar dalam tradisi dan budaya tertentu. Di beberapa masyarakat, minuman atau makanan dingin sering dianggap dapat "mendinginkan" tubuh, yang kemudian diyakini mengganggu fungsi tubuh, termasuk produksi ASI. Anggapan ini mungkin muncul dari pengamatan bahwa suhu dingin memengaruhi tubuh secara sementara, seperti sensasi kedinginan setelah minum es. 

Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa minuman dingin dapat secara langsung memengaruhi kualitas atau produksi ASI. Dalam konteks parenting, mitos ini sering kali diwariskan dari generasi ke generasi, terutama di kalangan keluarga yang menjalankan pola asuh tradisional. Penting untuk memahami asal-usul mitos ini agar ibu menyusui tidak terjebak dalam kekhawatiran yang tidak berdasar.

Fakta Medis tentang Produksi ASI

Kenapa Kanker Bisa Tiba-Tiba Muncul Padahal Gaya Hidup Sehat?

Secara medis, produksi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin, yang bekerja untuk menghasilkan dan mengeluarkan ASI dari kelenjar susu. Prolaktin merangsang produksi ASI, sementara oksitosin membantu pelepasan ASI selama menyusui. Proses ini tidak dipengaruhi oleh suhu makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, termasuk minuman es. 

Minuman dingin hanya memengaruhi suhu tubuh secara sementara dan tidak memiliki dampak langsung pada produksi atau kualitas ASI. Suhu tubuh ibu diatur oleh sistem termoregulasi tubuh, yang memastikan bahwa ASI tetap diproduksi pada suhu optimal, terlepas dari apakah ibu mengonsumsi minuman dingin atau hangat. Dalam praktik parenting, ibu menyusui disarankan untuk fokus pada asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup, bukan pada suhu minuman yang dikonsumsi.

Faktanya, minuman es dapat menjadi bagian dari pola makan sehat selama masa menyusui, terutama di iklim tropis seperti Indonesia, di mana hidrasi sangat penting. Asupan cairan yang cukup, baik dalam bentuk air hangat, suam-suam kuku, maupun dingin, membantu menjaga produksi ASI tetap lancar. Dengan demikian, mitos bahwa minum es dapat membekukan ASI tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak perlu menjadi kekhawatiran dalam menjalankan pola asuh menyusui.

Dampak Psikologis Mitos bagi Ibu Menyusui

Mitos seperti ini dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan bagi ibu menyusui, terutama mereka yang baru memulai perjalanan parenting. Kekhawatiran bahwa tindakan sederhana seperti minum es dapat merusak ASI sering kali membuat ibu merasa bersalah atau cemas. Rasa cemas ini dapat memengaruhi produksi ASI secara tidak langsung, karena stres diketahui dapat menghambat pelepasan oksitosin, hormon yang penting untuk proses menyusui. 

Dalam konteks pola asuh, ketenangan emosional ibu sangat penting untuk mendukung hubungan yang sehat dengan bayi. Oleh karena itu, edukasi yang tepat tentang fakta-fakta medis menjadi kunci untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menjalani parenting.

Tips untuk Ibu Menyusui

Untuk mendukung pola asuh yang sehat, ibu menyusui disarankan untuk menjaga pola makan yang seimbang dan mencukupi kebutuhan nutrisi. Konsumsi makanan kaya protein, sayuran, buah-buahan, dan karbohidrat kompleks dapat membantu menjaga energi dan produksi ASI. 

Selain itu, hidrasi adalah aspek penting dalam parenting menyusui. Ibu disarankan untuk minum setidaknya 2-3 liter air per hari, baik dalam bentuk air putih, jus, atau minuman lain, termasuk minuman dingin jika diinginkan. Jika ada kekhawatiran tentang mitos atau praktik menyusui, konsultasi dengan bidan, dokter spesialis laktasi, atau konsultan laktasi dapat memberikan kejelasan dan dukungan. Komunitas parenting lokal atau daring juga dapat menjadi sumber inspirasi dan informasi yang bermanfaat.

Selain itu, ibu menyusui perlu memahami bahwa setiap tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda. Jika minuman dingin terasa nyaman dan tidak menyebabkan masalah seperti sensitivitas gigi atau gangguan pencernaan, maka tidak ada alasan untuk menghindarinya. Dalam pola asuh modern, fleksibilitas dalam memilih apa yang terbaik untuk tubuh dan kenyamanan ibu adalah kunci untuk menjalani proses menyusui dengan bahagia dan tanpa tekanan.