Jangan Paksa! Begini Cara Efektif Dampingi Anak Belajar untuk UTS
- Freepik
Lifestyle –Setiap kali Ujian Tengah Semester (UTS) tiba, banyak orang tua merasa perlu mengawasi anaknya belajar ekstra keras. Tak jarang, orang tua menggunakan cara yang cenderung memaksa, meminta anak belajar berjam-jam, membatasi waktu bermain secara ketat, bahkan menegur keras jika anak terlihat kurang serius.
Sekilas, hal ini terlihat seperti bentuk perhatian. Namun, apakah cara memaksa benar-benar efektif? Faktanya, tekanan justru bisa menimbulkan stres, membuat anak enggan belajar, dan bahkan menurunkan hasil akademik.
Artikel ini akan membahas perbedaan mendampingi dengan memaksa, dampak negatif paksaan, serta cara menciptakan suasana belajar yang nyaman agar anak siap menghadapi UTS dengan tenang.
Pendampingan berarti memberikan dukungan, bimbingan, serta fasilitas yang membantu anak belajar dengan tenang dan efektif. Sementara memaksa lebih sering diwarnai tekanan, ancaman, atau hukuman jika anak tidak sesuai ekspektasi.
Dengan kata lain, mendampingi membuka jalan bagi anak untuk tumbuh sebagai pembelajar mandiri, sedangkan memaksa justru menutup peluang tersebut.
Dampak Negatif Memaksa Anak Belajar
Orang tua sering berpikir bahwa semakin keras anak belajar, semakin bagus hasilnya. Padahal, menurut berbagai penelitian, tekanan berlebihan justru merugikan. Dampak yang bisa muncul antara lain: