Jangan Paksa! Begini Cara Efektif Dampingi Anak Belajar untuk UTS
- Freepik
- Stres dan kecemasan meningkat. Anak lebih sibuk memikirkan hukuman atau omelan dibanding memahami materi.
- Motivasi intrinsik hilang. Belajar yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi beban.
- Kinerja akademik menurun. Stres mengganggu konsentrasi dan daya ingat.
- Gangguan kesehatan. Anak bisa mengalami sulit tidur, sakit kepala, atau keluhan fisik lain akibat stres.
- Hubungan orang tua-anak terganggu. Komunikasi lebih sering diwarnai konflik dibanding dukungan.
Mengapa Orang Tua Sering Memaksa?
Ada beberapa alasan yang membuat orang tua jatuh pada pola ini:
- Ingin anak mendapat nilai tinggi sebagai bentuk prestasi.
- Khawatir anak tertinggal dari teman-temannya.
- Tekanan dari lingkungan sekolah atau keluarga besar.
- Kurang memahami bahwa belajar efektif tidak selalu berarti belajar lama.
Motivasi orang tua sebenarnya positif, yakni ingin yang terbaik untuk anak. Hanya saja, cara yang digunakan perlu disesuaikan agar tidak menimbulkan efek sebaliknya.
Pendidik dan psikolog pendidikan terkenal, Maria Montessori menekankan pentingnya pendampingan yang tidak mengekang. Ia mengatakan bahwa penting bagi orang tua atau guru untuk membimbing anak tanpa membuatnya merasa terlalu diawasi, sehingga anak selalu merasa bisa mendapat bantuan ketika diperlukan, tetapi tidak terhalang untuk mengalami dan belajar sendiri.
“Lingkungan harus kaya dengan motivasi yang menumbuhkan ketertarikan pada aktivitas, serta mendorong anak untuk menjalani pengalamannya sendiri,” kata dia menekankan.