Makin Disukai Anak Muda, Begini Pengaruh K-Pop pada Pola Asuh Gen Z

Konser SEVENTEEN
Sumber :
  • Youtube/Seventeen

LifestyleBudaya K-Pop telah menjadi fenomena global yang memikat jutaan anak muda, termasuk Generasi Z di Indonesia. Dengan irama yang adiktif, koreografi yang memukau, dan estetika visual yang menawan, K-Pop tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga membentuk gaya hidup, nilai, dan identitas penggemarnya. Bagi orang tua, kehadiran K-Pop menimbulkan tantangan baru dalam parenting, khususnya dalam menerapkan pola asuh yang seimbang di tengah pengaruh budaya pop Korea yang kuat.

Mental Playing Victim pada Anak, Ini Tanda-Tanda yang Harus Diperhatikan Orang Tua!

Artikel ini mengupas dampak K-Pop terhadap perilaku anak, tantangan yang dihadapi orang tua, dan strategi parenting yang efektif untuk mendampingi Generasi Z tanpa kehilangan nilai-nilai keluarga.

Fenomena K-Pop dan Generasi Z

K-Pop, singkatan dari Korean Pop, mencakup musik, drama Korea, dan budaya penggemar yang dikenal sebagai fandom. Menurut laporan Statista pada 2023, K-Pop memiliki lebih dari 100 juta penggemar global, dengan Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar. 

Ketika Anak Punya Mental Playing Victim, Orang Tua Harus Apa?

Generasi Z tertarik pada K-Pop karena kombinasi elemen visual yang menarik, narasi emosional dalam lagu, dan komunitas fandom yang memberikan rasa kebersamaan. Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X memperkuat pengaruh K-Pop, dengan tagar seperti #BTS atau #Blackpink mencatat miliaran tayangan. Bagi anak muda, K-Pop bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan identitas dan gaya hidup.

Pengaruh K-Pop pada Perilaku dan Nilai Anak

K-Pop membawa dampak positif dan negatif pada Generasi Z, yang perlu dipahami dalam konteks pola asuh. Secara positif, K-Pop menginspirasi kreativitas dan kerja keras. Banyak idola K-Pop, seperti anggota BTS atau TWICE, dikenal karena etos kerja mereka yang luar biasa, yang dapat memotivasi anak untuk mengejar tujuan. Selain itu, fandom menciptakan komunitas global yang mendukung solidaritas antaranggota. Anak-anak juga terdorong untuk mempelajari bahasa Korea atau budaya asing, meningkatkan wawasan global mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title
Gubernur Koster Tolak Uang Rp100 Triliun dan Kasino di Bali, Apa Dampaknya Pada Pariwisata?