Makin Disukai Anak Muda, Begini Pengaruh K-Pop pada Pola Asuh Gen Z
- Youtube/Seventeen
Namun, ada pula dampak negatif yang perlu diwaspadai. Fanatisme berlebihan terhadap idola dapat menyebabkan anak mengabaikan prioritas seperti pendidikan atau hubungan sosial. Standar kecantikan K-Pop, yang sering kali menonjolkan kulit cerah dan tubuh ideal, dapat memengaruhi persepsi anak tentang citra diri, terutama pada remaja perempuan.
Selain itu, gaya hidup konsumtif, seperti membeli merchandise atau tiket konser yang mahal, dapat membebani keuangan keluarga. Dalam parenting, orang tua perlu mengenali dampak ini untuk membimbing anak dengan bijak.
Tantangan Pola Asuh di Era K-Pop
Orang tua menghadapi berbagai tantangan dalam menerapkan pola asuh di tengah pengaruh K-Pop. Salah satunya adalah menyeimbangkan kebebasan anak untuk mengeksplorasi minat dengan pengawasan yang tepat. Banyak anak Generasi Z menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial untuk mengikuti idola mereka, yang dapat menyebabkan adiksi digital. Konflik nilai juga sering muncul, di mana budaya K-Pop yang glamor berbenturan dengan nilai-nilai tradisional Indonesia, seperti kesederhanaan atau sopan santun. Selain itu, media sosial mempercepat penyebaran tren K-Pop, membuat orang tua sulit mengimbangi perkembangan ini.
Strategi Parenting untuk Menghadapi Pengaruh K-Pop
Untuk mengatasi tantangan tersebut, orang tua dapat menerapkan beberapa strategi parenting yang efektif. Pertama, komunikasi terbuka adalah kunci. Orang tua perlu mendiskusikan nilai positif dan negatif K-Pop dengan anak, misalnya dengan bertanya mengapa mereka menyukai idola tertentu. Kedua, menetapkan batasan sehat, seperti membatasi waktu layar atau anggaran untuk merchandise, dapat membantu anak mengelola minat mereka. Ketiga, orang tua dapat mengarahkan ketertarikan anak ke kegiatan produktif, seperti mengikuti kelas tari K-Pop atau kursus bahasa Korea, yang mendukung pengembangan keterampilan.
Keempat, menanamkan nilai lokal tetap penting. Orang tua dapat mengajak anak mengenal budaya Indonesia melalui kegiatan seperti menari tradisional atau mengunjungi acara budaya lokal. Kelima, orang tua perlu menjadi teladan dengan terlibat dalam dunia digital anak, misalnya dengan mengikuti akun K-Pop di X untuk memahami tren terkini. Strategi ini membantu menciptakan pola asuh yang mendukung minat anak sekaligus menjaga identitas budaya.