Pola Asuh Tanpa Teriakan, Teknik ‘Shitsuke’ Jepang yang Bisa Dicoba di Rumah

Ilustrasi orang tua bertengkar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Dalam dunia parenting, teriakan sering kali menjadi respons instinktif orang tua ketika menghadapi perilaku anak yang menantang. Namun, pendekatan ini dapat merusak hubungan emosional dan meningkatkan stres pada anak. Di Jepang, teknik Shitsuke—sebuah prinsip pendidikan yang menekankan disiplin diri dan kebiasaan positif—menawarkan solusi pola asuh tanpa teriakan yang efektif dan harmonis.Berakar dari filosofi budaya Jepang yang menghargai kesabaran dan konsistensi, Shitsuke membantu orang tua membimbing anak menuju kemandirian tanpa kekerasan verbal. 

Anak Korea Terjebak Ekspektasi? Inilah Dampak Budaya Kompetisi pada Hubungan Orang Tua dan Anak

Artikel ini mengeksplorasi esensi Shitsuke, manfaatnya dalam parenting, dan langkah-langkah praktis untuk menerapkannya di rumah guna menciptakan lingkungan keluarga yang suportif.

Apa Itu Teknik Shitsuke?

Shitsuke adalah prinsip pendidikan Jepang yang berfokus pada pembentukan kebiasaan, disiplin diri, dan tanggung jawab melalui pendekatan yang lembut namun terstruktur. Istilah ini, yang merupakan bagian dari filosofi Kaizen (peningkatan berkelanjutan), diterapkan dalam pendidikan tradisional Jepang untuk menanamkan nilai-nilai seperti ketertiban dan kerja sama sejak usia dini. 

Rahasia Orang Jepang Hidup Hemat dan Kaya di Masa Tua, Lakukan 5 Hal Ini!

Berbeda dengan pola asuh yang mengandalkan hukuman atau teriakan, Shitsuke menekankan pengajaran melalui contoh, rutinitas yang konsisten, dan komunikasi positif. Tujuannya adalah membentuk anak yang mandiri, bertanggung jawab, dan mampu mengelola diri sendiri tanpa tekanan eksternal yang berlebihan.

Mengapa Pola Asuh Tanpa Teriakan Penting?

Teriakan sebagai respons parenting dapat berdampak negatif pada anak. Penelitian dari American Psychological Association (2021) menunjukkan bahwa paparan teriakan secara rutin dapat meningkatkan kecemasan, menurunkan kepercayaan diri, dan mengganggu perkembangan emosional anak. Sebaliknya, pola asuh tanpa teriakan menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, memungkinkan anak merasa dihargai dan didengar. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Pentingnya Kesehatan Mental Anak, Cara Orang Tua Korea Menghadapi Lonjakan Kasus Depresi Para Remaja