Tips Jitu Ajarkan Anak Mengenal Angka, Dijamin Langsung Pandai Berhitung
- Freepik
Lifestyle – Setiap orang tua pasti mendambakan yang terbaik untuk buah hatinya, termasuk dalam hal pendidikan. Mengajarkan anak mengenal angka dan berhitung sejak dini seringkali menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang, orang tua merasa kewalahan karena anak mudah bosan atau sulit fokus.
Namun, tahukah Anda, kunci utamanya bukanlah sekadar menghafal, melainkan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan relevan bagi anak. Melalui pendekatan yang tepat, proses belajar berhitung bisa menjadi petualangan seru yang justru menumbuhkan kecintaan anak terhadap matematika.
Memperkenalkan konsep angka kepada anak tidak harus dilakukan di dalam kelas dengan buku-buku yang membosankan. Dunia di sekitar kita adalah "kelas" terbaik. Segala sesuatu—mulai dari mainan, jajanan, hingga benda-benda di dapur—dapat menjadi alat peraga yang efektif. Metode ini dikenal sebagai pendekatan multisensori, di mana anak belajar melalui berbagai indera, seperti melihat, menyentuh, dan mendengar.
Ketika anak merasa terlibat aktif, otaknya akan lebih mudah menyerap informasi dan membentuk koneksi saraf yang kuat. Alih-alih menganggap angka sebagai deretan simbol abstrak, anak akan melihatnya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang penuh makna.
1. Jadikan Permainan sebagai Alat Belajar Utama
Anak-anak belajar paling efektif saat mereka bermain. Oleh karena itu, ubahlah proses belajar angka menjadi serangkaian permainan yang interaktif. Permainan klasik seperti petak umpet bisa disisipkan unsur berhitung. Ketika anak sedang "jaga," mintalah ia menghitung sampai 10 atau 20. Ini tidak hanya melatih kemampuannya menghitung, tetapi juga melatih kesabaran dan sportivitas.
Selain itu, manfaatkan media digital edukatif yang saat ini tersedia luas. Ada banyak aplikasi dan gim yang dirancang khusus untuk mengajarkan angka dengan cara yang menarik. Pastikan Anda memilih aplikasi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki konten yang edukatif dan sesuai dengan usia anak. Tentu saja, penggunaan media digital tetap harus dibatasi agar anak tidak kecanduan dan tetap memiliki waktu untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya.