Strawberry Parenting, Benarkah Memanjakan Anak Bisa Menghambat Kemandirian?

Ilustrasi anak bermain
Sumber :
  • Freepik

  1. Terlalu protektif terhadap anak. Orang tua cenderung menghindarkan anak dari setiap bentuk kesulitan atau kegagalan.
  2. Segala kebutuhan anak langsung dipenuhi. Anak tidak diajarkan untuk menunggu, berusaha, atau menyelesaikan masalah sendiri.
  3. Anak dijauhkan dari rasa tidak nyaman. Orang tua kerap "menyelamatkan" anak dari situasi sosial yang menantang atau konflik kecil.
  4. Minim aturan dan disiplin. Demi menghindari anak merasa stres atau marah, batasan sering kali dilonggarkan.
  5. Meskipun sekilas terlihat penuh kasih, pola asuh seperti ini dapat menciptakan anak yang kurang tangguh secara mental dan sosial.

Dampak Strawberry Parenting terhadap Anak

Makin Disukai Anak Muda, Begini Pengaruh K-Pop pada Pola Asuh Gen Z

Dalam jangka pendek, anak mungkin merasa dicintai dan diperhatikan karena segala kebutuhannya terpenuhi dengan cepat. Namun dalam jangka panjang, dampaknya bisa cukup serius, terutama terhadap perkembangan kemandirian, tanggung jawab, dan kecerdasan emosional anak.

Dampak Positif:

  1. Anak merasa aman secara emosional karena selalu mendapatkan perhatian dari orang tua.
  2. Hubungan orang tua dan anak bisa menjadi lebih dekat karena komunikasi terbuka.

Dampak Negatif:

  1. Kurangnya kemandirian. Anak terbiasa bergantung kepada orang tua dalam menyelesaikan masalah.
  2. Kesulitan menghadapi stres. Anak tidak terbiasa dengan ketidaknyamanan atau kegagalan, sehingga mudah frustasi.
  3. Minim tanggung jawab. Anak tidak diajarkan tentang konsekuensi dari pilihan yang mereka buat.
  4. Kurang empati dan kepekaan sosial. Karena terbiasa menjadi pusat perhatian, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang egosentris.
Halaman Selanjutnya
img_title