Kenapa Keripik Bikin Nagih? Penjelasan Ilmiah yang Jarang Kita Sadari
Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB
Sumber :
- AI Gemini
- Biologis: Sistem reward otak yang responsif terhadap garam, lemak, dan karbohidrat sederhana.
- Psikologis: Keripik sering dikaitkan dengan momen santai, nonton TV, atau kumpul teman. Otak mengasosiasikan keripik sebagai “comfort food”.
- Lingkungan: Iklan, kemasan menarik, hingga akses mudah membuat kita makin sering terpapar.
- Kontrol diri menurun: Menurut penelitian Cassandra J. Lowe (University of Western Ontario), saat fungsi prefrontal cortex melemah karena stres atau kurang tidur, kemampuan mengendalikan dorongan makan junk food seperti keripik ikut menurun.
Dampak Buruk Konsumsi Berlebihan
Baca Juga :
Kelihatan Sehat, Tapi Bahaya! Ini 9 Makanan yang Diam-Diam ‘Menghancurkan’ Gula Darah Pasien Diabetes
Keripik yang dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan:
- Kenaikan berat badan & obesitas karena padat kalori meski porsinya terlihat kecil.
- Risiko metabolik seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, dan hipertensi.
- Gangguan pola makan: makan kompulsif dan sulit berhenti.
- Efek psikologis: rasa senang sesaat bisa diikuti perasaan bersalah atau mood turun.
Tips Mengendalikan Diri dari Keripik
Tidak berarti kita harus berhenti total, tapi perlu strategi agar tidak kebablasan:
- Batasi paparan – jangan stok terlalu banyak keripik di rumah.
- Porsi kecil – tuang ke mangkuk kecil, jangan langsung makan dari bungkus besar.
- Alternatif sehat – ganti dengan snack seperti popcorn tanpa mentega, sayur panggang, atau kacang panggang tanpa garam.
- Mindful eating – kunyah pelan, nikmati setiap gigitan, dan berhenti saat masih merasa cukup.
- Jaga pola hidup – cukup tidur, kelola stres, dan rutin olahraga agar kontrol diri lebih kuat.