5 Bahaya Kesehatan Serius Jika Makan Daging Berlebihan Saat Idul Adha, Nomor 3 Mengejutkan!
- Freepik
Lifestyle –Setiap tahun, Idul Adha datang membawa sukacita. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah dan pengorbanan, tetapi juga momen kebersamaan yang dirayakan dengan berbagai sajian lezat berbahan dasar daging kurban. Daging sapi, kambing, bahkan jeroan diolah menjadi berbagai hidangan favorit keluarga—dari sate, gulai, tongseng, hingga rendang. Tak sedikit dari kita yang menjadikan momen ini sebagai ajang ‘balas dendam’ menikmati daging sepuasnya.
Namun di balik kelezatan itu, ada ancaman kesehatan yang mengintai. Konsumsi daging berlebihan, terutama dalam waktu singkat, dapat menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Risiko ini meningkat bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, hingga gangguan ginjal.
Para ahli medis dan gizi dari berbagai institusi terkemuka dunia telah lama mengingatkan tentang bahaya konsumsi daging merah yang tidak terkendali. Lalu, apa saja bahaya serius yang bisa muncul saat kita tak bisa menahan diri dalam menyantap daging kurban? Simak penjelasannya berikut ini.
Daging merah, seperti sapi dan kambing, sebenarnya kaya nutrisi. Protein berkualitas tinggi, zat besi, vitamin B12, dan zinc menjadikannya sumber makanan yang penting bagi tubuh. Namun, di sisi lain, daging merah juga tinggi lemak jenuh dan kolesterol.
Menurut ahli nutrisi dari University of Oxford, Dr. Susan Jebb, konsumsi daging merah yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan metabolik.
"Masalah utamanya bukan pada dagingnya, tetapi seberapa banyak dan bagaimana cara memasaknya. Ketika dikonsumsi secara berlebihan, terutama dalam bentuk olahan tinggi lemak seperti goreng atau bersantan, dampaknya pada kesehatan bisa sangat besar," ujar Jebb.
Selain itu, menurut dokter dari AS yang fokus pada nutrisi preventif, Dr. Joel Fuhrman daging merah cenderung meningkatkan peradangan sistemik dalam tubuh, terutama jika tidak diimbangi dengan konsumsi serat dari sayuran dan buah.
5 Masalah Serius Akibat Konsumsi Daging Berlebihan Saat Idul Adha
- Peningkatan Kolesterol dan Risiko Penyakit Jantung
Lemak jenuh yang tinggi dalam daging merah, terutama bagian berlemak dan jeroan, dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Ahli jantung asal AS, Dr. Elizabeth Klodas menyebutkan bahwa konsumsi daging berlebihan, apalagi tanpa keseimbangan serat dan lemak sehat, bisa mempercepat proses aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah.
"Kolesterol tinggi tidak selalu memberikan gejala awal, tapi ketika sudah menumpuk di pembuluh darah, risiko serangan jantung dan stroke jadi nyata," jelas Klodas.
- Masalah Pencernaan: Sembelit hingga Radang Usus
Daging merah tidak mengandung serat, sehingga ketika dikonsumsi dalam jumlah besar dan tidak dibarengi dengan asupan sayuran, dapat menyebabkan sembelit. Apalagi jika pengolahannya digoreng atau berbumbu tajam, sistem pencernaan bisa teriritasi.
Menurut data dari American Gastroenterological Association, konsumsi daging tinggi lemak bisa memperlambat kerja usus, meningkatkan risiko radang lambung, dan memperparah gejala GERD. Ini makin berisiko bagi mereka yang punya maag atau sindrom iritasi usus.
- Gagal Ginjal atau Membebani Fungsi Ginjal
Protein hewani dalam jumlah besar menghasilkan produk samping metabolisme seperti urea yang harus dibuang melalui ginjal. Jika konsumsi daging tinggi terjadi berhari-hari, ginjal akan bekerja ekstra keras.
Dr. Melanie Hoenig dari Harvard Medical School menekankan bahwa pola makan tinggi protein hewani bisa mempercepat kerusakan ginjal, terutama pada orang dengan riwayat hipertensi atau diabetes.
"Ginjal memang kuat, tapi bukan berarti tak terbatas. Memberi beban kerja berlebih tanpa jeda adalah resep menuju gagal ginjal kronis," ungkapnya.
- Asam Urat Meningkat dan Nyeri Sendi
Purin yang terkandung dalam daging merah dan jeroan akan dipecah tubuh menjadi asam urat. Jika kadar asam urat terlalu tinggi, dapat terjadi penumpukan kristal di persendian yang menyebabkan peradangan dan nyeri hebat (gout).
Mayo Clinic menyebut bahwa pola makan saat Idul Adha yang tinggi daging, jeroan, dan kurang cairan menjadi pemicu umum serangan gout akut pasca hari raya. Gejalanya datang tiba-tiba: sendi jempol kaki membengkak, panas, dan sangat sakit.
- Berat Badan Naik dan Risiko Obesitas
Satu porsi sate kambing berlemak bisa mengandung lebih dari 500 kalori, apalagi jika ditambah nasi, lontong, dan minuman manis. Makan berulang kali dalam waktu singkat akan menyebabkan surplus kalori yang disimpan tubuh sebagai lemak.
Prof. Walter Willett dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebut bahwa peningkatan berat badan pasca hari raya terjadi akibat kombinasi makan berlebihan dan minim aktivitas fisik. Obesitas sendiri merupakan gerbang menuju banyak penyakit kronis lain, dari diabetes hingga fatty liver.
Tidak semua orang memiliki toleransi yang sama terhadap daging merah. Kelompok yang paling rentan terhadap dampak buruknya adalah:
- Lansia
- Penderita hipertensi
- Penderita diabetes
- Orang dengan kolesterol tinggi
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Dr. Fadlo Khuri dari American University of Beirut Medical Center menekankan bahwa orang-orang ini sebaiknya lebih selektif dalam memilih jenis daging, porsi, dan cara pengolahannya.
"Bagi mereka, daging bukan musuh, tapi harus dianggap sebagai konsumsi terbatas dan terkontrol."
Idul Adha adalah momen spiritual dan kebersamaan. Namun, makna syukur seharusnya juga tercermin dalam cara kita memperlakukan tubuh. Mengonsumsi daging kurban secara bijak bukan berarti mengurangi kenikmatan, justru bisa memperpanjang kebersamaan itu sendiri dengan tubuh yang lebih sehat.
Jadikan hari raya ini bukan hanya momentum berbagi, tapi juga awal dari kebiasaan makan yang lebih sadar dan seimbang. Jangan sampai nikmat sesaat mengorbankan kesehatan jangka panjang. Tubuh kita hanya satu, dan menjaga kesehatannya adalah bentuk syukur paling nyata.