Jalan Kaki Vs Lari, Mana yang Sebenarnya Lebih Baik untuk Jantung Anda?
- Pixabay
Lifestyle – Kesadaran akan pentingnya kesehatan jantung kini semakin meningkat. Banyak orang mulai meluangkan waktu untuk berolahraga demi menjaga kebugaran tubuh, dan dua pilihan paling populer adalah jalan kaki dan lari.
Keduanya mudah dilakukan, tidak membutuhkan alat khusus, serta dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: mana yang sebenarnya lebih baik untuk jantung?
Sekilas, keduanya terlihat serupa. Lari memiliki intensitas yang lebih tinggi dan dapat membakar kalori lebih banyak dalam waktu singkat. Sementara itu, jalan kaki terasa lebih ringan dan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang dengan usia lanjut atau masalah sendi.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut secara ilmiah, para peneliti di berbagai negara telah melakukan studi jangka panjang guna membandingkan manfaat keduanya bagi kesehatan jantung.
Hasil Penelitian: Keduanya Sama-Sama Efektif
Salah satu penelitian terbesar mengenai topik ini berasal dari National Runners’ and Walkers’ Health Study di Amerika Serikat. Studi tersebut meneliti ribuan peserta selama bertahun-tahun dan menemukan bahwa jika total energi yang dikeluarkan sama, berjalan dan berlari memberikan manfaat kardiovaskular yang serupa.
Keduanya mampu menurunkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung koroner.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology tahun 2013 itu menunjukkan bahwa manfaat utama berasal dari energi yang dibakar, bukan semata-mata dari seberapa cepat seseorang bergerak.
Artinya, seseorang yang berjalan cepat selama 45 menit bisa mendapatkan efek yang sama dengan pelari yang menempuh jarak lebih pendek dalam waktu 25 menit, selama kalori yang dikeluarkan setara.
Jalan Kaki
Jalan kaki menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin menjaga kesehatan jantung tanpa membebani tubuh. Aktivitas ini rendah risiko dan bisa dilakukan di hampir semua tempat, di sekitar rumah, taman, atau bahkan sambil berangkat kerja.
Selain itu, jalan kaki membantu menjaga tekanan darah, memperlancar sirkulasi, serta meningkatkan kekuatan otot kaki dan daya tahan tubuh.
Studi dari Copenhagen City Heart Study juga menyoroti pentingnya kecepatan berjalan. Penelitian itu menemukan bahwa orang yang berjalan cepat memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung lebih rendah dibanding mereka yang berjalan lambat.
Dengan kata lain, meski jalan kaki tergolong olahraga ringan, intensitas tetap menjadi faktor penting untuk memperoleh hasil maksimal.
Kelebihan lain dari jalan kaki adalah kemudahan menjaga rutinitas. Banyak orang gagal berolahraga karena kesulitan mempertahankan kebiasaan.
Jalan kaki bisa dilakukan kapan saja tanpa peralatan atau jadwal khusus, sehingga lebih mudah dilakukan secara konsisten, hal yang menjadi kunci utama manfaat jangka panjang bagi jantung.
Lari
Bagi mereka yang memiliki kondisi fisik baik dan waktu terbatas, lari dapat menjadi alternatif yang lebih efisien. Aktivitas ini mampu meningkatkan kapasitas jantung dan paru-paru lebih cepat, memperkuat sistem kardiovaskular, serta membantu menurunkan berat badan.
Sebuah riset dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pelari rutin memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung sekitar 45 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak berlari sama sekali. Hal ini menunjukkan efek kuat olahraga intensitas tinggi terhadap kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.
Namun, manfaat besar itu datang dengan risiko yang perlu diperhatikan. Lari memberikan beban lebih besar pada lutut, engkel, dan otot, sehingga risiko cedera juga meningkat, terutama bila dilakukan tanpa pemanasan yang cukup atau teknik yang benar. Orang dengan berat badan berlebih atau masalah sendi sebaiknya memulai dengan jalan cepat sebelum beralih ke rutinitas lari.
Mana yang Lebih Baik untuk Jantung Anda?
Jawaban akhirnya bergantung pada kondisi tubuh, usia, dan gaya hidup Anda. Jika Anda pemula, memiliki masalah sendi, atau belum terbiasa dengan aktivitas fisik berat, jalan cepat adalah pilihan terbaik.
Selain aman, aktivitas ini bisa dilakukan lebih sering tanpa menyebabkan kelelahan berlebihan. Sebaliknya, jika Anda sudah memiliki kebugaran yang baik dan ingin hasil yang lebih cepat, lari dapat memberikan manfaat lebih besar dalam waktu singkat.
Baik jalan kaki maupun lari, keduanya akan memberikan hasil optimal bila dilakukan secara rutin. American Heart Association (AHA) merekomendasikan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu untuk intensitas sedang seperti jalan cepat, atau 75 menit untuk intensitas tinggi seperti lari.
Tujuannya adalah menjaga fungsi jantung, menstabilkan tekanan darah, dan memperkuat sistem peredaran darah.
Artinya, tidak ada olahraga tunggal yang paling baik untuk semua orang. Jalan kaki dan lari sama-sama efektif dalam menjaga kesehatan jantung, menurunkan kolesterol, dan mengurangi risiko kematian dini.
Jalan kaki unggul dalam hal keamanan dan konsistensi, sementara lari unggul dalam efisiensi waktu dan peningkatan kebugaran cepat.
Yang terpenting bukan seberapa cepat Anda bergerak, melainkan seberapa rutin Anda melakukannya. Dengan berkomitmen menjaga aktivitas fisik setiap minggu, Anda sudah memberi jantung kesempatan terbaik untuk tetap sehat dalam jangka panjang.