Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus Disebut Jadi Penyebab Keracunan MBG, Bahayakah?

Ilustrasi keracunan makanan
Sumber :
  • Freepik

Pada penyakit enterotoksin, Anda memproduksi toksin di usus halus. Hal ini terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri atau sel yang dihasilkannya (spora). Ini adalah jenis B. cereus yang paling umum di AS dan Eropa.

Meski Sehat, Terlalu Banyak Makan Bayam, Bisa Bahaya? Ini Dampak Kesehatannya yang Perlu Diwaspadai

Keracunan makanan biasanya terjadi enam hingga 15 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Makanan yang dapat menyebabkan keracunan makanan antara lain ikan, produk susu, daging, saus, sup dan semur, serta sayuran.

Sindrom emetik (muntah)

Pada bentuk emetik penyakit ini, toksin terbentuk di dalam makanan sebelum Anda memakannya. Anda biasanya akan sakit dalam waktu satu hingga enam jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Sering Pilih Telur Besar? Hati-Hati, Bisa Jadi Malah Rugi!

Nasi paling sering dikaitkan dengan jenis Bacillus cereus ini. Tidak semua nasi mengandung B. Cereus, tetapi bakteri ini dapat terbentuk ketika nasi yang sudah matang dibiarkan terlalu lama tanpa didinginkan. Makanan lain yang dapat menyebabkan penyakit ini antara lain keju dan makanan bertepung seperti pasta, kue kering, kentang, hingga sushi.

Bagaimana Bacillus cereus menyebabkan keracunan makanan?

Bacillus cereus usus umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan. Keracunan makanan dapat terjadi bahkan jika Anda memanaskan kembali makanan tersebut. B. cereus usus membentuk spora yang mengeluarkan racun. Pada suhu ruangan, spora ini dapat bertambah jumlahnya. Ketika Anda memakan spora ini, racunnya menyebabkan muntah atau diare.

Halaman Selanjutnya
img_title
Efek Pemakaian Microwave terhadap Makanan, Praktis tapi Perlu Waspadai Dampak Kesehatannya