5 Hal yang Harus Diketahui Remaja Wanita tentang Menstruasi

Ilustrasi menstruasi
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Perubahan fisik dan emosional adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan menuju kedewasaan. Bagi remaja putri, salah satu penanda utama pubertas adalah menstruasi, sebuah proses alami yang menandakan kematangan sistem reproduksi. Sayangnya, topik penting ini sering kali masih diselimuti tabu, mengakibatkan kurangnya edukasi dan pemahaman yang memadai. 

Kok Pulang Kantor Malah Makin Stres? Ini Penjelasan Psikologinya

Padahal, kesehatan reproduksi adalah fondasi penting untuk masa depan yang sehat. Menurut data BKKBN (2018), indeks pengetahuan remaja di Indonesia mengenai kesehatan reproduksi masih rendah, yaitu hanya 57%. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa tidak sedikit remaja perempuan yang aktivitas di sekolahnya terganggu disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang perawatan diri ketika sedang menstruasi. Oleh karena itu, edukasi yang akurat dan mendalam mengenai siklus ini menjadi krusial.

Menstruasi bukan sekadar peristiwa bulanan, melainkan cerminan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Memahami seluk-beluknya dapat membantu remaja putri melewati masa transisi ini dengan percaya diri, nyaman, dan terhindar dari masalah kesehatan. 

Seharian Kerja, Pulang Malah Bawa Emosi: Apa Penyebabnya?

Mengingat lebih dari 15% penduduk Indonesia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dengan jumlah populasi lebih dari 44 juta jiwa (BPS, 2025), menyiapkan generasi ini dengan pengetahuan yang benar adalah investasi penting bagi pembangunan bangsa.

Berikut adalah 5 hal fundamental yang wajib diketahui remaja wanita tentang menstruasi, sebuah pembahasan mendalam yang akurat dan informatif:

1. Memahami Siklus Menstruasi Normal

Diam-Diam Tersiksa, Kenapa Banyak Orang Benci Kerjaannya Tapi Tetap Bertahan?

Siklus menstruasi adalah periode dari hari pertama pendarahan hingga hari pertama pendarahan berikutnya. Siklus yang normal umumnya berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Durasi pendarahan biasanya berkisar antara 3 hingga 7 hari. Penting bagi remaja untuk mulai mencatat siklus mereka. 

Hal ini bukan hanya membantu memprediksi kapan menstruasi berikutnya akan datang, tetapi juga mendeteksi jika ada ketidakberaturan yang mungkin memerlukan konsultasi dengan profesional kesehatan. Pada tahun-tahun awal, siklus mungkin belum teratur, namun seiring waktu, seharusnya menjadi lebih stabil.

2. Kenali Perubahan Fisik dan Emosional (PMS)

Sebelum menstruasi, banyak remaja mengalami sindrom pramenstruasi atau PMS. Gejala ini bisa meliputi perubahan suasana hati yang signifikan, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, hingga mudah lelah. Mengetahui bahwa perubahan ini adalah bagian normal dari fluktuasi hormon dapat membantu remaja mengelola emosi mereka dan berkomunikasi dengan orang terdekat. 

Selain itu, nyeri atau kram perut adalah hal umum. Mengonsumsi pereda nyeri yang dijual bebas, menggunakan botol air hangat, atau melakukan olahraga ringan dapat membantu meredakan ketidaknyamanan ini.

3. Pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)

Kebersihan diri selama menstruasi sangat vital untuk mencegah infeksi dan menjaga kenyamanan. Ini mencakup mengganti pembalut secara teratur, idealnya setiap 4-6 jam, meskipun aliran darah sedang tidak banyak. Pemilihan produk yang tepat juga memegang peranan penting.

”Program ini juga mengajarkan peserta tentang cara memilih produk dan ukuran pembalut yang tepat untuk berbagai kebutuhan, seperti menggunakan pembalut yang lebih panjang pada saat darah menstruasi sedang banyak atau saat tidur demi keamanan dan kenyamanan, memilih pembalut dingin (Cool Type) untuk mencegah kelembapan, serta pembalut dengan kandungan daun sirih untuk mengatasi masalah bau. Melalui program ini, kami berharap dapat membantu anak-anak Indonesia melewati masa pubertas tanpa masalah kesehatan dan tetap nyaman selama periode menstruasi, sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki," kata Praktisi kesehatan Remaja, Ibu Yayu Mukaromah, MKM.

Pemahaman ini memastikan remaja dapat menjalani aktivitas harian, termasuk sekolah, tanpa terganggu oleh ketidaknyamanan atau kekhawatiran kebersihan.

4. Perbedaan antara Aliran Darah Normal dan Abnormal

Meskipun menstruasi adalah pendarahan, tidak semua pendarahan dianggap normal. Remaja perlu tahu ciri-ciri aliran darah yang perlu diwaspadai, seperti pendarahan yang sangat deras (membutuhkan penggantian pembalut setiap 1-2 jam) atau pendarahan yang berlangsung lebih dari tujuh hari. 

Selain itu, darah yang menggumpal besar atau nyeri perut yang sangat parah hingga mengganggu aktivitas harian bukanlah hal yang harus diabaikan. Kondisi-kondisi ini bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius dan harus segera dikonsultasikan dengan dokter.

5. Menstruasi Bukan Penghalang Aktivitas

Menstruasi tidak seharusnya membatasi aktivitas fisik atau sosial remaja. Dengan manajemen kebersihan yang baik dan pemahaman tentang tubuh, remaja tetap dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan sekolah, olahraga, dan interaksi sosial. 

Justru, aktivitas fisik seperti olahraga ringan dapat membantu meredakan kram menstruasi dan meningkatkan mood. Penting untuk memiliki persediaan pembalut cadangan di tas sekolah, serta memiliki pemahaman yang terbuka untuk berdiskusi dengan orang dewasa atau teman sebaya tentang kebutuhan mereka.

Edukasi yang komprehensif seperti yang digagas oleh Unicharm bekerjasama dengan Yayasan Lentera Anak menjadi model penting, tidak hanya memberikan pengetahuan dasar tentang organ reproduksi dan siklus menstruasi, tetapi juga memfasilitasi peran siswa-siswi terpilih sebagai pendidik sebaya untuk berbagi informasi dan menginspirasi perilaku hidup sehat.