Kenapa Payudara Bisa Turun Setelah Hamil? Penjelasan Medis Lengkap
- Freepik
Lifestyle –Banyak ibu baru menyadari bahwa setelah hamil, bentuk payudara mereka tidak lagi sama. Jika dulu terasa kencang, kini terlihat lebih turun atau kendur. Perubahan ini sering kali membuat cemas, bahkan memengaruhi rasa percaya diri.
Padahal, fenomena ini sangat umum dan punya penjelasan medis yang jelas. Artikel ini akan membahas kenapa payudara bisa turun setelah hamil, faktor apa saja yang memengaruhinya, serta meluruskan beberapa mitos populer.
Dalam dunia medis, kondisi payudara turun ini disebut ptosis mammae atau sagging breast. Secara sederhana, ptosis adalah ketika payudara tidak lagi berada pada posisi ideal di dinding dada, melainkan tampak turun karena kulit, ligamen, dan jaringan penopang melemah.
- Kulit berfungsi menjaga elastisitas.
- Ligamen Cooper adalah jaringan ikat yang menahan payudara agar tetap terangkat.
- Jaringan lemak dan kelenjar memberi volume dan bentuk.
Saat struktur ini meregang atau kehilangan kekuatan, payudara pun tampak kendur.
Perubahan Fisiologis Selama Hamil dan Menyusui
1. Perubahan Hormon
Selama hamil, tubuh dibanjiri hormon estrogen, progesteron, dan prolaktin.
- Estrogen menstimulasi pertumbuhan saluran susu.
- Progesteron merangsang pembentukan alveoli, unit penghasil susu.
- Prolaktin mempersiapkan produksi ASI.
Akibatnya, payudara membesar, lebih berat, dan kulit ikut teregang.
2. Pembesaran Volume Payudara
Seiring berkembangnya kehamilan, jaringan lemak, pembuluh darah, dan kelenjar susu meningkat. Ukuran payudara bisa bertambah 1–2 cup bra. Berat tambahan ini memberi tekanan besar pada kulit dan ligamen.
3. Menyusui dan Perubahan Volume Berulang
Saat menyusui, payudara penuh dengan susu, kemudian menyusut ketika kosong. Proses ’mengembang-mengempis’ ini berulang setiap hari, menyebabkan kulit dan ligamen kehilangan elastisitas.
4. Penyusutan Setelah Berhenti Menyusui
Setelah bayi disapih, kelenjar susu mengalami involusi, yaitu mengecil kembali. Jaringan yang sebelumnya padat sering digantikan lemak. Kulit yang sudah teregang tidak selalu bisa kembali ke bentuk semula.
5. Faktor Usia dan Genetik
Semakin bertambah usia, produksi kolagen dan elastin menurun. Elastisitas kulit melemah, membuat payudara lebih mudah kendur. Genetik juga berperan besar: ada wanita yang sejak awal punya jaringan ikat kuat, ada pula yang lebih rentan.
Faktor Risiko yang Memperparah
Beberapa kondisi membuat payudara lebih cepat turun setelah hamil:
- Jumlah kehamilan banyak. Semakin sering hamil, semakin sering ligamen mengalami peregangan.
- Ukuran payudara besar sejak awal. Payudara yang lebih berat memberi beban ekstra pada kulit.
- Naik-turun berat badan drastis. Fluktuasi ekstrem selama hamil dan setelah melahirkan memperlemah elastisitas kulit.
- Merokok. Nikotin merusak kolagen dan elastin kulit.
- Usia kehamilan. Hamil di usia lebih tua biasanya membuat pemulihan jaringan lebih lambat.
Apakah Menyusui Penyebab Utama Payudara Turun?
Mitos terbesar yang sering beredar adalah menyusui bikin payudara turun. Faktanya, penelitian medis menyebutkan penyebab utamanya adalah kehamilan itu sendiri, bukan menyusui.
Sebuah studi dari University of Kentucky yang dipimpin oleh Dr. Brian Rinker, ahli bedah plastik, meneliti 132 wanita. Hasilnya, menyusui tidak terbukti memperburuk ptosis dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui. Faktor yang lebih berpengaruh adalah usia, kebiasaan merokok, ukuran payudara sebelum hamil, dan jumlah kehamilan.
“Menyusui tidak memiliki efek yang signifikan terhadap bentuk payudara. Yang lebih berperan adalah perubahan selama kehamilan dan faktor gaya hidup lain seperti merokok dan fluktuasi berat badan,” kata Dr. Rinker seperti dikutip dari laman CBS News.
Pernyataan ini juga didukung oleh dokter kandungan Dr. Radhamany K dari Amrita Hospital, India, yang menegaskan bahwa enyusui tidak memengaruhi bentuk atau ukuran payudara.
”Selama hamil, ligamen yang menopang payudara meregang karena berat tambahan. Setelah kehamilan, meski tidak menyusui, peregangan ini tetap bisa menyebabkan payudara kendur,” kata dia dikutip dari laman Indian Express.
Jadi, menyusui aman bagi kesehatan bayi dan tidak seharusnya ditakuti karena alasan estetika.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Meminimalkan Payudara Turun?
Meskipun perubahan tubuh setelah hamil adalah hal alami, ada langkah yang bisa membantu menjaga kesehatan dan penampilan payudara:
- Gunakan bra pendukung. Bra khusus hamil dan menyusui dapat mengurangi tarikan berlebih pada kulit.
- Jaga berat badan stabil. Hindari diet ekstrem setelah melahirkan. Turunkan berat secara bertahap.
- Olahraga otot dada. Latihan seperti push-up, chest press, dan plank memperkuat otot di bawah payudara sehingga bentuk lebih terangkat.
- Rawat kulit payudara. Gunakan pelembap, minyak alami, dan sunscreen untuk mencegah kerusakan kolagen.
- Hindari merokok. Nikotin mempercepat penuaan kulit.
- Penuhi nutrisi kulit. Konsumsi makanan kaya protein, vitamin C, dan kolagen.