Kok Bisa? Bos Menyebalkan Malah Cepat Naik Jabatan, Ini Alasannya!
- Freepik
- Jaringan dan kekuasaan
Orang yang agresif cenderung lebih lihai membangun jaringan politik internal. Mereka tahu siapa yang harus didekati untuk mendukung karier mereka. - Impresi yang kuat
Bos yang galak sering terlihat memimpin karena mereka berani mengambil keputusan besar dan memaksakan perubahan. Ini memberi kesan kompeten di mata manajemen puncak. - Dukungan dari atasan
Perusahaan sering mendukung pemimpin yang terlihat mampu menghasilkan angka meskipun cara mereka merugikan iklim kerja. Hal ini karena promosi kerap berbasis hasil, bukan perilaku.
Pandangan HR dan Pakar Manajemen: Mengapa Dibiarkan?
Menurut pakar HR, departemen sumber daya manusia (HR) kerap kesulitan menindak bos toksik yang punya track record bagus. Mereka khawatir tindakan tegas akan merusak reputasi perusahaan atau mengganggu performa divisi.
Sebuah artikel di Harvard Business Review (2021) bahkan menyebut bahwa politik kantor yang tidak sehat mendorong organisasi menoleransi pemimpin yang toksik selama mereka memberikan hasil.
Selain itu, HR mungkin lebih fokus pada indikator kinerja dibanding aspek psychosocial safety climate (PSC) yaitu sejauh mana organisasi peduli pada kesehatan mental karyawan. Rendahnya PSC bisa membuat karyawan merasa tidak ada perlindungan dari perilaku atasan yang menyebalkan.
Dampak Jangka Panjang: Produktivitas dan Talenta Bisa Terancam
Meski bisa mendongkrak hasil jangka pendek, mempromosikan bos yang menyebalkan berisiko besar: