Bos Sering Marahi Karyawan di Depan Umum? Tegas atau Tidak Tahu Cara Memimpin?

Ilustrasi bos marahi anak buah di depan orang lain
Sumber :
  • Freepik

Sebaliknya, bos pemarah cenderung meledak-ledak, tidak konsisten dalam memberikan kritik, dan kerap menggunakan nada tinggi serta kata-kata yang menjatuhkan. Mereka lebih tertarik menunjukkan kekuasaan daripada mencari solusi.

Baru Pulang Kerja Malah Emosi Lihat Rumah Berantakan? Ini Penjelasan Psikologisnya

Misalnya, bos tegas akan berkata, “Saya ingin hasil yang lebih baik minggu depan, kamu bisa mulai dengan merapikan bagian ini.”

Sementara bos pemarah bisa berkata, “Kamu kerjanya selalu berantakan! Apa susahnya sih bikin laporan yang benar?”

Kenapa Anak Ketika Dilarang Semakin Melakukannya? Ini Penjelasan Psikologi Anak

Perbedaan utama ada pada pendekatannya bos tegas tetap manusiawi dan objektif, sedangkan bos pemarah subjektif dan emosional.

Apa yang Bisa Dilakukan Karyawan?

Bila kamu merasa menjadi korban perilaku atasan yang kasar di depan umum, berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan:

  1. Catat setiap insiden.
    Simpan catatan waktu, tempat, saksi, dan apa yang dikatakan. Dokumentasi ini penting jika kamu ingin mengangkat masalah ke HRD atau pihak berwenang.
  2. Evaluasi kinerja kamu secara objektif.
    Pastikan kritik yang dilontarkan memang tidak beralasan. Jika kamu tahu kamu sudah memberikan yang terbaik dan tetap diperlakukan tidak adil, berarti masalahnya bukan pada kinerjamu.
  3. Bicara secara pribadi (jika memungkinkan).
    Jika kamu merasa aman dan nyaman, coba ajak bicara empat mata. Gunakan bahasa yang tenang seperti: “Saya merasa tidak nyaman saat ditegur di depan umum, apakah kita bisa membicarakan umpan balik secara langsung saja?”
  4. Konsultasikan ke HRD atau pihak terkait.
    Jika perilaku atasan sudah melampaui batas, termasuk kekerasan verbal atau pelecehan emosional, jangan ragu melapor ke HR.
  5. Jaga kesehatan mental.
    Cari dukungan dari teman, keluarga, atau tenaga profesional. Ingat bahwa kamu tidak harus bertahan dalam situasi kerja yang membuat kamu sakit secara emosional.
Halaman Selanjutnya
img_title
Gen Z Lebih Suka WFH, Ternyata Ini 7 Alasan Mereka Ogah Balik Ngantor