Kenapa Wanita Lebih Cepat Gemuk daripada Pria? Ini Penjelasan Medisnya
- Freepik
Lifestyle –Pernah merasa makan sedikit tapi berat badan tetap naik? Atau heran kenapa pasangan pria bisa makan dua piring nasi tapi beratnya tetap stabil, sedangkan kamu baru makan donat saja angka timbangan sudah bergeser? Jika iya, kamu nggak sendirian. Banyak wanita mengalami hal serupa dan bertanya-tanya benarkah wanita memang lebih cepat gemuk daripada pria?
Jawabannya ya, secara medis dan biologis, wanita memang lebih rentan mengalami kenaikan berat badan dibandingkan pria. Tapi tenang, ini bukan salah kamu. Tubuh wanita memang dirancang berbeda dan dalam artikel ini kita akan membongkar alasannya satu per satu, lengkap dengan penjelasan dari ahli endokrinologi.
Dijelaskan ahli endokrinologi dari Mayo Clinic, Dr. Kathryn L. Berkseth, tubuh wanita secara alami menyimpan lebih banyak lemak karena alasan evolusioner dan reproduksi.
“Tubuh wanita memang dirancang untuk menyimpan lebih banyak lemak demi mendukung kehamilan dan menyusui. Ini adalah mekanisme perlindungan biologis,” jelas Dr. Berkseth.
Secara rata-rata, komposisi lemak tubuh wanita berkisar antara 25–31%, sedangkan pria hanya sekitar 18–24%. Lemak ini terutama tersimpan di bagian paha, bokong, dan perut bawah, wilayah yang sangat berguna sebagai cadangan energi saat wanita hamil atau menyusui. Jadi, sebelum menyalahkan diri sendiri karena ‘gampang gemuk’, pahami dulu bahwa tubuhmu sebenarnya sedang melakukan tugas alaminya.
Salah satu tokoh utama di balik penyimpanan lemak ini adalah hormon estrogen. Hormon yang mendominasi tubuh wanita ini punya fungsi penting dalam siklus reproduksi, tetapi juga turut berperan besar dalam pengaturan lemak.
Estrogen mendorong tubuh menyimpan lemak subkutan (lemak di bawah kulit), khususnya di daerah paha dan pinggul. Ini berbeda dengan pria, yang lebih banyak menyimpan lemak viseral (di sekitar organ dalam) akibat dominasi hormon testosteron.
Selain itu, estrogen juga memperlambat proses pembakaran lemak saat tubuh istirahat. Artinya, meskipun kalori yang dikonsumsi sama, tubuh wanita cenderung membakar lebih sedikit energi dibanding pria, terutama saat tidak sedang beraktivitas tinggi.
Metabolisme: Mesin Pembakar Kalori Pria vs Wanita
Metabolisme adalah proses di mana tubuh mengubah makanan menjadi energi. Dan di sinilah perbedaan besar lainnya muncul. Pria umumnya memiliki massa otot lebih banyak daripada wanita. Semakin banyak otot yang dimiliki, semakin tinggi pula metabolisme basal, alias jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat.
Dengan kata lain, pria bisa makan lebih banyak tanpa cepat gemuk karena mereka membakar lebih banyak kalori, bahkan saat tidur atau duduk santai. Sebaliknya, wanita perlu lebih berhati-hati karena metabolisme yang lebih lambat membuat kelebihan kalori lebih mudah berubah menjadi lemak.
Siklus Menstruasi dan Berat Badan yang Naik-Turun
Setiap bulan, wanita mengalami fluktuasi hormon yang tidak dialami pria. Menjelang menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron naik turun drastis. Perubahan ini bisa menyebabkan:
- Retensi cairan membuat tubuh terasa lebih berat dan bengkak.
- Craving makanan manis dan asin alhasil memicu konsumsi kalori berlebih.
- Perubahan mood menyebabkan emotional eating atau makan berlebihan karena stres.
Naiknya berat badan 0,5–2 kg menjelang haid adalah hal yang wajar dan biasanya akan turun kembali setelah menstruasi selesai. Tapi jika tidak disadari, ini bisa jadi siklus penumpukan berat badan perlahan.
Kehamilan, Menyusui, dan Menopause: Fase-fase yang Mengubah Komposisi Tubuh Wanita
Tidak seperti pria, wanita mengalami banyak fase kehidupan yang berpengaruh besar terhadap berat badan:
1. Kehamilan
Saat hamil, berat badan wanita bisa bertambah 7–15 kg secara alami. Dan tidak semuanya akan langsung hilang setelah melahirkan, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas dan pola makan yang tepat.
2. Menyusui
Saat menyusui, tubuh memang membakar lebih banyak kalori, tapi nafsu makan juga meningkat karena kebutuhan energi bertambah. Banyak ibu menyusui justru merasa lebih lapar dari biasanya.
3. Menopause
Menjelang dan selama menopause, kadar estrogen turun drastis. Hal ini menyebabkan perubahan distribusi lemak dari paha dan bokong ke area perut, yang lebih berisiko untuk kesehatan. Penurunan hormon ini juga memperlambat metabolisme dan membuat wanita lebih mudah naik berat badan meski pola makan tetap.
Gaya Hidup yang Berbeda: Aktivitas Fisik Pria vs Wanita
Dalam banyak kasus, pria lebih sering melakukan aktivitas fisik intens seperti olahraga beban atau kardio berat, sedangkan wanita cenderung memilih yoga, pilates, atau aktivitas ringan. Meskipun semuanya baik, latihan yang membangun otot akan lebih efektif dalam meningkatkan metabolisme dan membakar kalori, terutama dalam jangka panjang.
Ditambah lagi, wanita juga lebih sering mengalami emotional eating akibat stres, tekanan sosial, dan beban mental (mental load) seperti mengurus rumah, pekerjaan, hingga anak, semuanya berkontribusi pada kebiasaan makan berlebih atau tidak teratur.
Tips Realistis untuk Wanita: Cara Mengelola Berat Badan dengan Tubuh yang Unik
Dr. Berkseth menegaskan bahwa wanita tidak perlu membandingkan dirinya dengan pria soal kecepatan turun berat badan. Yang dibutuhkan adalah pendekatan yang sesuai dengan fisiologi tubuh wanita itu sendiri. Berikut beberapa tips realistis:
- Bangun massa otot dengan latihan kekuatan seperti angkat beban ringan.
- Sesuaikan jadwal diet dengan siklus haid, terutama saat masa craving datang.
- Tidur cukup minimal 7 jam agar hormon kenyang (leptin) dan lapar (ghrelin) tetap seimbang.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau journaling.
- Gunakan ukuran celana, lingkar pinggang, dan level energi sebagai indikator sukses diet—jangan hanya terpaku pada angka di timbangan.