Bisa Bikin Gemuk, Kalori Semangkuk Seblak Setara Nasi Padang? Ini Hitungannya!
- iStock
Lifestyle –Siapa yang nggak suka seblak? Makanan khas Bandung ini memang punya daya tarik yang sulit ditolak pedas, gurih, hangat, dan bisa dikustomisasi sesuai selera. Tinggal pilih topping mulai dari kerupuk basah, sosis, batagor, makaroni, ceker ayam dan jadilah seporsi seblak komplet yang bikin nagih.
Masalahnya, banyak dari kita yang menganggap seblak cuma camilan. Padahal, kalau dilihat dari isi dan porsinya, seblak lebih mirip makanan utama, bahkan bisa menyumbang kalori besar seperti sepiring nasi padang. Apalagi kalau dikonsumsi malam hari, saat metabolisme tubuh sudah mulai melambat.
Nah, daripada cuma mengira-ngira, yuk kita hitung beneran, berapa sih kalori dari semangkuk seblak yang sering kita makan itu?
Kalau kamu termasuk tipe penyuka seblak komplet, coba ingat-ingat lagi apa saja isian yang biasa kamu pilih. Rata-rata seporsi seblak berisi kerupuk basah, makaroni, bakso, sosis, ceker ayam, batagor, dan tentunya kuah pedas gurih penuh bumbu. Kedengarannya menggoda, tapi mari kita cermati satu per satu.
Kerupuk basah sendiri, meskipun terlihat ringan, ternyata kalorinya cukup besar. Dalam 100 gram kerupuk basah, terutama yang digoreng dulu sebelum disajikan, bisa mengandung sekitar 400 kalori. Belum lagi makaroni sebagai karbohidrat tambahan, bisa menambah sekitar 180 kalori untuk 50 gram porsi kering. Jadi baru dari dua bahan saja kerupuk dan makaroni, kita sudah menyantap hampir 600 kalori.
Topping lain seperti sosis dan bakso juga nggak kalah menyumbang angka. Dua potong sosis bisa mengandung sekitar 250 kalori, apalagi jika jenisnya sosis sapi atau ayam olahan tinggi lemak. Tambahkan tiga buah bakso, dan kamu dapat ekstra 150 kalori.
Ceker ayam, yang sering dianggap ringan, ternyata juga menyumbang sekitar 180 kalori untuk dua potong, terutama jika digoreng sebelum dimasukkan ke dalam seblak. Sementara batagor, campuran tahu goreng dan adonan ikan, mengandung rata-rata 180 kalori per potong.
Jangan lupa kuahnya. Banyak yang menyepelekan kuah seblak, padahal ia biasanya dibuat dengan minyak cabai, kaldu bubuk, dan saus kemasan yang mengandung MSG dan gula. Total kuah ini bisa menyumbang sekitar 120 kalori tergantung banyaknya minyak yang digunakan.
Jadi kalau kita total semuanya, satu mangkuk seblak komplet bisa mengandung antara 1.400 sampai 1.500 kalori. Jumlah ini nyaris menyentuh rata-rata kebutuhan kalori harian orang dewasa perempuan (±1.800–2.000 kalori/hari) hanya dalam sekali makan!
Menurut profesor nutrisi di New York University dan pakar obesitas, Dr. Lisa R. Young, kita sering terjebak dalam ilusi makanan ringan.
"Banyak makanan terlihat seperti camilan, padahal secara kalori bisa menyaingi makanan berat. Kita tidak sadar karena ukurannya tidak jelas, dan bumbunya membuat kita lupa diri," jelasnya.
Dr. Young juga mengingatkan bahwa makanan seperti seblak yang menggabungkan karbohidrat, protein olahan, dan minyak bisa jadi jebakan jika tidak disadari.
"Masalahnya bukan cuma pada kalorinya, tapi juga komposisinya yang membuat kita cepat lapar lagi meski kalori yang masuk sudah sangat besar," tambahnya.
Perbandingan Seru: Seblak vs Nasi Padang
Coba kita bandingkan dengan nasi padang, makanan yang sering dicap sebagai berat. Seporsi nasi padang dengan lauk rendang, sayur singkong, sambal, dan kerupuk rata-rata mengandung 1.300–1.600 kalori. Kira-kira sama dengan satu mangkuk seblak komplet yang kamu makan sambil nonton drakor di malam hari.
Bedanya, nasi padang biasa dimakan sebagai makan siang utama. Seblak? Seringnya malah disebut camilan atau ngemil malam, dan dimakan tanpa rasa bersalah karena terlihat sederhana. Padahal, baik dari sisi kalori maupun efeknya ke tubuh, keduanya sama-sama berat.
Makan Seblak Malam Hari? Waspadai Efeknya!
Satu hal yang bikin seblak makin berisiko adalah waktu konsumsinya. Banyak orang mengonsumsinya di malam hari—karena cuaca dingin, lapar tengah malam, atau sekadar craving. Padahal, makan berat malam hari bisa memberi dampak besar pada berat badan.
Menurut Dr. Young, makan larut malam dapat memperlambat metabolisme tubuh dan meningkatkan penyimpanan lemak.
"Kalori yang masuk malam hari lebih cenderung disimpan sebagai lemak karena tubuh tidak aktif dan tidak membakar energi sebanyak siang hari,” jelasnya.
Belum lagi risiko seperti heartburn, refluks asam lambung, dan gangguan tidur akibat makanan pedas dan berlemak.
Risiko Jangka Panjang Konsumsi Kalori Berlebih
Kalau kamu merasa nggak apa-apa, toh cuma sesekali, perlu diingat banyak kenaikan berat badan terjadi bukan karena satu kali makan besar, tapi karena pola makan kecil yang terus-menerus. Seblak bisa jadi salah satunya.
Konsumsi makanan tinggi kalori tanpa disadari bisa menyebabkan kenaikan berat badan bertahap, obesitas sentral (perut buncit), kadar kolesterol dan gula darah meningkat hingga risiko hipertensi dan gangguan metabolik.
Apalagi kalau seblak dikombinasikan dengan pola hidup minim gerak dan jarang olahraga, dampaknya bisa lebih besar lagi.
Tips Makan Seblak yang Lebih Aman dan Tetap Enak
Tenang, kamu nggak harus langsung berhenti makan seblak kok. Yang penting adalah mengontrol porsi dan memilih topping yang lebih sehat. Berikut tips dari Dr. Lisa Young:
- Batasi topping olahan: Pilih 2 saja, misalnya kerupuk dan tahu rebus.
- Kurangi gorengan: Ganti sosis atau batagor dengan telur rebus atau ayam suwir.
- Tambah sayuran: Sawi, kol, dan tomat bisa menambah serat serta memberi rasa segar.
- Hindari makan malam lewat jam 8 malam.
- Buat seblak sendiri di rumah: Kamu bisa kontrol jumlah minyak dan garamnya.
- Nikmati dengan sadar: Makan pelan-pelan dan stop saat kenyang.
Mindful eating seperti ini akan membantumu tetap menikmati makanan favorit tanpa harus khawatir dengan dampaknya ke berat badan.
Seblak memang makanan yang comfort banget, apalagi pas cuaca mendung dan perut lapar. Tapi jangan tertipu tampilannya yang terlihat ringan karena kandungan kalorinya bisa menyaingi sepiring nasi padang!
Terpenting adalah menyadari isiannya, memperhatikan porsinya, dan memilih waktu yang tepat untuk menikmatinya. Dengan sedikit modifikasi dan pengendalian diri, kamu tetap bisa menikmati seblak tanpa harus takut timbangan naik.
"Kamu nggak perlu menghindari semua makanan enak. Tapi kamu perlu tahu apa yang kamu makan, seberapa sering, dan kapan," pesan Dr. Young.
Kalau kamu suka artikel ini, jangan lupa share ke teman kamu yang doyan seblak malam-malam. Siapa tahu, kita bisa sama-sama jadi lebih sehat tanpa kehilangan makanan favorit!