Tinja Kecil-Kecil Kayak Kambing, Apa yang Salah dengan Tubuhmu?

Ilustrasi buang air besar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Mungkin kamu pernah mengalami buang air besar (BAB) dengan bentuk tinja yang kecil, keras, dan terpisah-pisah seperti kotoran kambing. Sekilas terlihat sepele, apalagi kalau hanya terjadi sesekali. Tapi tahukah kamu? Bentuk feses seperti itu bisa jadi sinyal gangguan kesehatan sistem pencernaan, khususnya sembelit kronis.

Jangan Anggap Remeh Feses Mengambang, Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya!

Kondisi ini sering dialami banyak orang baik yang bekerja di kantor, mahasiswa, sampai lansia, tanpa sadar bahwa pola makan dan gaya hidup sehari-hari punya pengaruh besar terhadap bentuk feses. Yuk, kenali penyebabnya dan cara mengatasinya sebelum berdampak lebih jauh pada tubuh.

Pertama hal yang perlu diketahui, adalah bentuk tinja kita sebenarnya sudah diklasifikasikan secara medis dalam Bristol Stool Chart, dan tinja kecil, bulat-bulat, dan keras ini masuk ke tipe 1, tanda sembelit berat. Biasanya, tinja seperti ini terlihat seperti butiran keras yang terpisah, sulit dikeluarkan dan membuat harus mengejan keras serta kadang disertai nyeri perut atau perasaan belum tuntas setelah BAB.

Sering Tahan Buat BAB? Ini Efek Mengerikannya untuk Usus & Otakmu

Selain bentuk tinja yang tidak normal, kamu juga bisa merasakan gejala lain seperti frekuensi BAB berkurang <3 kali seminggu, perut terasa penuh atau kembung, BAB terasa tidak tuntas. Selain itu, nyeri saat mengejan atau ada darah pada tinja karena luka di anus hingga nafsu makan menurun karena rasa tidak nyaman di perut, Jika gejala-gejala ini terjadi lebih dari 2 minggu, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.

“Tinja kecil dan keras adalah sinyal klasik dari sembelit, biasanya disebabkan kombinasi kurang serat, dehidrasi, dan kebiasaan menahan BAB. Jika dibiarkan terus, bisa mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan komplikasi serius,” kata ahli gastroenterologi dari Weill Cornell Medicine, New York, Dr. Felice Schnoll-Sussman.

Penyebab Umum Tinja Seperti Kotoran Kambing

Apa Itu Kejengkolan? Kenapa Bisa Bikin Sakit Saat Berkemih? Ini Penjelasan Medisnya!

Kondisi ini jarang terjadi secara tiba-tiba. Biasanya berkaitan dengan pola hidup yang kurang sehat. Berikut penyebab utamanya:

1. Dehidrasi (Kurang Minum)

Air sangat penting dalam proses pembentukan feses. Ketika tubuh kekurangan cairan, usus besar menyerap air lebih banyak dari sisa makanan yang diproses, sehingga tinja jadi keras dan kering.

2. Kekurangan Serat

Serat membantu memberi volume dan kelembapan pada feses. Kalau makananmu dominan nasi putih, daging olahan, dan gorengan dan minim buah serta sayur, maka tinja pun cenderung jadi kecil dan keras.

3. Kurang Aktivitas Fisik

Olahraga atau aktivitas fisik membantu merangsang kontraksi otot usus. Gaya hidup terlalu banyak duduk misalnya kerja kantoran 8–10 jam membuat kerja usus jadi lambat.

4. Menahan BAB

Sering menahan dorongan untuk BAB karena sibuk atau malas ke toilet? Lama-lama refleks tubuh bisa rusak. Tinja akan semakin keras karena tertahan terlalu lama di usus besar.

5. Stres dan Pola Tidur Berantakan

Sistem saraf dan usus punya hubungan erat. Stres berat, cemas, atau pola tidur yang berantakan begadang, jet lag bisa memengaruhi gerakan usus.

6. Efek Samping Obat Tertentu

Beberapa obat seperti suplemen zat besi, antidepresan, antasida berbahan kalsium, dan obat nyeri (terutama opioid) dapat memperlambat gerakan usus.

Apa Risikonya Kalau Dibiarkan?

Tinja yang terus-menerus keras dan terfragmentasi tidak boleh dianggap enteng. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Wasir (hemoroid): mengejan terlalu keras menyebabkan pembuluh darah di sekitar anus membengkak.
  • Fissura ani: robekan kecil di sekitar anus akibat tekanan saat BAB.
  • Impacted stool: kondisi di mana tinja terlalu keras hingga tidak bisa keluar secara normal.
  • Disbiosis usus: ketidakseimbangan flora normal usus karena stagnasi feses yang terlalu lama.

“Sembelit kronis dapat menyebabkan komplikasi medis seperti impaksi atau bahkan kelainan struktural anus. Penanganan sejak dini jauh lebih mudah dibanding saat sudah parah,” kata Dr. Schnoll-Sussman.

Cara Mengatasi Tinja Kecil dan Keras

Untungnya, kondisi ini sangat bisa dicegah dan diatasi dengan perubahan gaya hidup. Berikut langkah-langkahnya:

1. Perbanyak Minum Air Putih

  • Minum minimal 8 gelas atau 2 liter air sehari.
  • Tambahkan infused water, air kelapa, atau teh herbal jika bosan dengan air putih.

2. Tingkatkan Asupan Serat

  • Konsumsi serat larut (buah, oatmeal, chia seed) dan serat tidak larut (sayuran hijau, gandum utuh).
  • Target: 25–30 gram serat per hari.
  • Hindari diet rendah karbo tanpa panduan medis karena bisa memperparah sembelit.

3. Aktif Bergerak

  • Jalan kaki 30 menit setiap hari.
  • Naik tangga, senam peregangan, atau yoga bisa bantu stimulasi usus.

4. Jangan Menahan BAB

  • Biasakan buang air besar di waktu yang sama setiap hari, misalnya pagi setelah sarapan.
  • Jangan tahan sinyal tubuh meskipun sedang sibuk.

5. Konsumsi Probiotik

  • Probiotik bantu menjaga keseimbangan flora usus.
  • Sumber alami: yogurt, tempe, kefir, atau suplemen sesuai rekomendasi dokter.

6. Evaluasi Obat atau Suplemen

  • Jika kamu sedang mengonsumsi obat tertentu, tanyakan ke dokter apakah itu memicu sembelit.

Segera konsultasi jika kamu mengalami:

  • Tinja keras yang berlangsung >2 minggu.
  • Tinja berdarah atau nyeri hebat saat BAB.
  • Berat badan turun tanpa sebab jelas.
  • Tidak bisa BAB sama sekali meskipun sudah makan dan minum cukup.

Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut seperti kolonoskopi, tes darah, atau USG jika diduga ada gangguan lain di saluran cerna.