Ngopi Setelah Makan? Hati-Hati, Ini 5 Efek yang Mungkin Terjadi!

Ilustrasi kopi
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle –Kebiasaan minum kopi setelah makan bukan hal yang asing. Di rumah, kantor, kafe, atau warung makan, banyak dari kita menjadikan kopi sebagai 'penutup' sempurna setelah menyantap makanan berat. Rasanya menyegarkan, bikin melek, dan katanya bisa bantu pencernaan.

Benarkah Makan Makanan Asam Saat Bertengkar Bisa Bikin Cinta Kandas? Ini Penjelasannya

 

Tapi tahukah kamu? Di balik kenikmatannya, ngopi setelah makan ternyata bisa menimbulkan sejumlah efek negatif bagi tubuh, terutama jika dilakukan terlalu sering atau tanpa memperhatikan waktunya. Menurut profesor nutrisi dari National University of Singapore, Dr. Rob van Dam waktu konsumsi kopi sangat berpengaruh terhadap penyerapan nutrisi dan kesehatan sistem pencernaan.

Jajan Kopi Tiap Hari Bikin Bokek? Ini Trik Menikmatinya Tanpa Bikin Kantong Bolong

 

Yuk, kita bahas satu per satu efek yang mungkin terjadi jika kamu rutin ngopi setelah makan.

7 Jenis Kopi Tradisional Indonesia yang Mulai Dilupakan, Padahal Rasanya Unik dan Berkarakter

 

 

1. Gangguan Penyerapan Zat Besi

 

Salah satu risiko utama minum kopi setelah makan adalah gangguan penyerapan zat besi, terutama zat besi non-heme yang berasal dari sumber nabati seperti bayam, tahu, atau kacang-kacangan.

Menurut studi yang dimuat dalam British Journal of Nutrition, kopi dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 60–80 persen jika diminum bersamaan atau sesaat setelah makan. Ini terjadi karena tannin dan polifenol dalam kopi mengikat zat besi sehingga tidak bisa diserap dengan baik oleh usus. Kondisi ini bisa berisiko bagi:

 

  • Orang dengan anemia atau kadar zat besi rendah

  • Ibu hamil

  • Anak-anak dalam masa pertumbuhan

  • Vegetarian atau vegan yang mengandalkan zat besi dari sayuran

 

Ahli gizi asal New York, Dr. Rachel Berman, menyarankan agar kopi dikonsumsi setidaknya 1–2 jam setelah makan, agar zat besi terserap optimal sebelum kopi masuk ke sistem pencernaan.

 

 

2. Risiko Asam Lambung Naik

 

Kopi, apalagi kopi hitam tanpa susu, bersifat asam dan bisa merangsang produksi asam lambung. Bila diminum setelah makan—saat lambung sedang penuh—kondisi ini bisa menyebabkan tekanan meningkat dan memaksa asam naik ke kerongkongan. Inilah yang menyebabkan sensasi panas di dada alias heartburn.

 

Menurut ahli gastroenterologi dari Eastern Virginia Medical School, Dr. David Johnson minum kopi setelah makan besar adalah kombinasi umum yang memicu refluks asam, terutama pada orang dengan GERD. Gejala yang bisa muncul:

 

  • Mual

  • Perut terasa panas

  • Tenggorokan terasa pahit

  • Sendawa terus-menerus

 

Jika kamu sering mengalami keluhan lambung atau memiliki riwayat GERD, sebaiknya hindari langsung ngopi setelah makan.

 

 

3. Mengganggu Penyerapan Nutrisi Lainnya

 

Tak hanya zat besi, kopi juga bisa menurunkan penyerapan nutrisi penting lainnya seperti kalsium, magnesium, vitamin B1, B6, dan B12. 

 

Menurut profesor nutrisi dari University of Maine, Dr. Mary Ellen Camire kafein dalam kopi mempercepat transit makanan di saluran pencernaan. Artinya, makanan lebih cepat 'melewati' usus sebelum nutrisi-nya sempat diserap sempurna oleh tubuh. Ini bisa berdampak dalam jangka panjang, terutama bagi:

 

  • Lansia yang penyerapannya sudah menurun

  • Orang dengan diet ketat

  • Penderita osteoporosis atau risiko tulang keropos

 

 

4. Mengganggu Kualitas Tidur Bila Dilakukan Malam Hari

 

Minum kopi setelah makan malam mungkin terasa menyenangkan, apalagi kalau ada acara keluarga atau sedang nongkrong di kafe. Tapi ingat, kafein dalam kopi bisa bertahan 6–8 jam dalam tubuh.

 

Menurut ahli neurologi dan penulis buku Why We Sleep, Dr. Matthew Walker, minum kopi bahkan 6 jam sebelum tidur bisa mengurangi kualitas tidur hingga 20 persen.

 

Efek yang bisa dirasakan sulit tidur, tidur jadi tidak nyenyak, mudah terbangun tengah malam dan kelelahan di pagi hari meskipun tidur cukup lama

 

Kalau kamu tipe orang yang sensitif terhadap kafein, lebih baik hindari ngopi setelah makan malam, terutama lewat pukul 6 sore.

 

 

5. Menurunkan Efektivitas Obat dan Suplemen

 

Minum kopi berdekatan dengan konsumsi obat atau suplemen juga bukan ide yang baik. Kafein dapat:

 

  • Mengganggu penyerapan suplemen zat besi

  • Mengurangi efektivitas beberapa antidepresan ringan

  • Menetralisir kerja antasida atau obat lambung

 

Harvard Health Publishing menyebut bahwa kopi bisa memengaruhi enzim di hati yang bertugas memetabolisme obat, sehingga kerja obat bisa lebih cepat dipecah sebelum sempat memberikan efek optimal.

 

Jika kamu sedang mengonsumsi obat harian atau vitamin tertentu, beri jeda minimal 1–2 jam sebelum atau sesudah ngopi.

 

Agar kamu tetap bisa menikmati kopi tanpa mengorbankan penyerapan nutrisi atau kesehatan lambung, ikuti panduan berikut:

 

  • Jeda ideal: 1–2 jam setelah makan besar

  • Waktu terbaik: Pagi (9–11 pagi) atau siang (1–3 sore)

  • Hindari: Minum kopi di atas jam 6 sore, terutama jika kamu ingin tidur lebih awal

 

Jika kamu tetap ingin ngopi setelah makan, pilih opsi yang lebih ramah lambung seperti:

 

  • Kopi dengan susu nabati (oat, almond)

  • Cold brew (lebih rendah asam)

  • Kopi rendah kafein (decaf)

 

Meski tidak semua orang langsung merasakan dampaknya, beberapa kelompok berikut harus lebih hati-hati:

 

  • Ibu hamil: butuh zat besi tinggi

  • Penderita GERD atau maag

  • Vegetarian atau vegan

  • Lansia

  • Orang dengan gangguan tidur

  • Pasien anemia atau kekurangan mikronutrien

 

Kopi punya banyak manfaat seperti meningkatkan fokus, memberi energi, bahkan mengandung antioksidan. Tapi semua itu bisa berbalik arah kalau kamu asal minum, terutama langsung setelah makan. Jadi, kalau kamu sayang tubuh, yuk biasakan ngopi dengan lebih bijak. Nikmati kopimu, tapi beri jeda waktu setelah makan agar manfaatnya tetap optimal dan tubuh pun sehat jangka panjang.