Hati-Hati Senang Makanan atau Minum dalam Keadaan Panas Bisa Sebabkan Kanker?
- Pixaby
Lifestyle –Bagi banyak orang, tidak ada yang lebih nikmat daripada menyeruput kopi hangat di pagi hari atau menyantap semangkuk sup panas saat hujan turun. Kebiasaan ini tidak hanya umum di Indonesia, tetapi juga menjadi tradisi di berbagai belahan dunia.
Namun, di balik kehangatan itu, muncul sebuah pertanyaan yang cukup mengusik perhatian kita yaitu apakah mengonsumsi makanan atau minuman dalam keadaan sangat panas bisa menyebabkan kanker?
Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian dan pernyataan dari badan kesehatan dunia seperti organisasi kesehatan dunia (WHO) mulai menyoroti potensi bahaya dari kebiasaan makan atau minum yang terlalu panas. Tapi benarkah makanan panas bisa memicu kanker? Yuk, kita bahas tuntas dari sisi ilmiah dan medis.
Yuk kita bahas mulai dari apa itu makanan atau minuman yang terlalu panas. Sebelum menyimpulkan sesuatu, penting untuk memahami dulu apa yang dimaksud dengan 'terlalu panas' di sini. Berdasarkan penjelasan dari International Agency for Research on Cancer (IARC), yang berada di bawah naungan World Health Organization (WHO), suhu makanan atau minuman yang melebihi 65 derajat Celsius dianggap cukup panas untuk menimbulkan risiko kesehatan tertentu.
Suhu ini mungkin tidak terdengar ekstrem, tapi faktanya banyak dari kita mengonsumsi makanan atau minuman saat suhunya masih jauh di atas batas tersebut. Misalnya, kopi atau teh yang baru diseduh biasanya memiliki suhu sekitar 70–80°C. Bahkan, makanan dari microwave pun bisa mencapai suhu lebih dari itu jika tidak dibiarkan dingin terlebih dahulu.
Setelah memahami definisi makanan atau minuman yang terlalu panas dalam konteks ini. Mari kita lanjutkan dengan pembahasan terkait penilaian WHO soal minuman panas yang mungkin menyebabkan kanker. Kembali ke tahun 2016, dimana saat itu IARC secara resmi mengklasifikasikan minuman yang dikonsumsi dalam suhu sangat panas sebagai 'kemungkinan karsinogenik bagi manusia' (kategori 2A).
Kategori ini menandakan bahwa ada cukup bukti dari studi pada hewan serta bukti terbatas dari studi manusia untuk menunjukkan bahwa konsumsi minuman sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Menariknya, dalam pengumuman resminya, IARC menekankan bahwa bukan kandungan dari minuman seperti teh atau kopi yang menyebabkan kanker, melainkan suhu panasnya. Cedera akibat suhu tinggi yang terus-menerus mengenai jaringan kerongkongan diduga sebagai pemicu utama risiko kanker tersebut.