Hati-Hati Senang Makanan atau Minum dalam Keadaan Panas Bisa Sebabkan Kanker?
- Pixaby
Sementara itu dalam penelitian terkait hubungan antara suhu makanan atau minuman dengan kanker bukanlah hal baru. Salah satu studi paling terkenal datang dari Provinsi Golestan di Iran, yang merupakan wilayah dengan prevalensi tinggi kanker esofagus. Dalam studi tersebut, lebih dari 50 ribu orang dewasa dipantau selama sekitar 10 tahun. Hasilnya cukup mengejutkan, mereka yang rutin mengonsumsi teh pada suhu 65°C atau lebih, terutama lebih dari 700 ml per hari, memiliki risiko kanker esofagus yang jauh lebih tinggi dibanding mereka yang meminumnya pada suhu lebih rendah.
Penelitian serupa juga dilakukan di Amerika Selatan, khususnya di negara seperti Argentina dan Uruguay, di mana konsumsi mate (teh herbal lokal yang disajikan sangat panas) menjadi kebiasaan sehari-hari. Hasilnya sejalan yakni risiko kanker esofagus meningkat signifikan pada mereka yang terbiasa minum mate panas.
Studi terbaru dari Tiongkok yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menambahkan lapisan baru dalam diskusi ini. Penelitian tersebut menemukan bahwa kombinasi antara minum teh panas, konsumsi alkohol, dan merokok dapat meningkatkan risiko kanker esofagus hingga lima kali lipat. Ini menunjukkan bahwa suhu panas bisa menjadi faktor pendukung yang memperkuat efek buruk dari kebiasaan tidak sehat lainnya.
Lantas bagaimana korelasi antara suhu tinggi bisa menyebabkan kanker? Mekanisme biologis di balik hubungan ini cukup masuk akal. Saat kita terus-menerus mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas, jaringan mukosa di kerongkongan dapat mengalami iritasi dan luka mikro secara berulang. Luka-luka kecil ini kemudian memicu peradangan kronis, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi sel. Mutasi ini, jika tidak diperbaiki tubuh, bisa berkembang menjadi sel kanker.
Ahli epidemiologi dan onkologi dari Norris Comprehensive Cancer Center, University of Southern California, Profesor Mariana Stern menjelaskan bahwa cedera termal berulang pada kerongkongan dapat memicu peradangan dan kerusakan sel, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan biologis yang mendukung pembentukan kanker.
Mengenal Kanker Esofagus dan Risikonya
Kanker esofagus adalah jenis kanker yang menyerang saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Meski tidak sepopuler kanker paru atau payudara, kanker ini termasuk yang cukup agresif dan memiliki tingkat kelangsungan hidup rendah jika terdeteksi terlambat.