Jangan Diabaikan! 6 Area Jerawat di Wajah Ini Bisa Jadi Tanda Tubuh Sedang Bermasalah
- Pixaby
Beberapa ahli dermatologi modern menilai bahwa face mapping tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat. McGill University menyebutkan bahwa hanya jerawat di area dagu dan rahang yang cukup konsisten berhubungan dengan hormon. Sementara lokasi lain bisa dipengaruhi banyak faktor:
- Genetik
- Perubahan hormon
- Stres
- Produk perawatan kulit yang tidak cocok
- Lingkungan dan kebersihan
Dermatolog Rachel Nazarian dalam wawancarany dengan glamour mengingatkan, face mapping hanya bisa memberikan garis besar, bukan diagnosis pasti. Jerawat harus dilihat secara komprehensif berdasarkan gaya hidup, hormon, makanan, dan faktor genetik.
Cara Memanfaatkan Face Mapping dengan Bijak
Walau tidak bisa dijadikan dasar diagnosis, face mapping bisa membantu Anda lebih peka terhadap tubuh. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Refleksikan gaya hidup Anda. Apakah pola tidur, pola makan, atau kebersihan sehari-hari sudah cukup baik?
- Catat lokasi jerawat secara konsisten. Lihat apakah ada pola tertentu yang berulang.
- Perbaiki kebiasaan sederhana. Misalnya mengganti sarung bantal, mengurangi gula, minum lebih banyak air putih, dan tidak memencet jerawat.
- Konsultasi ke dokter kulit jika jerawat parah. Terutama jika jerawat disertai nyeri, meninggalkan bekas parah, atau mengganggu kepercayaan diri.
Face mapping atau peta jerawat di wajah memang menarik untuk dipelajari, tetapi tidak boleh dijadikan satu-satunya acuan untuk menilai kesehatan tubuh. Lokasi jerawat bisa menjadi petunjuk awal tentang kebiasaan hidup yang perlu diperbaiki, seperti pola makan, kebersihan, dan manajemen stres.