Anxiety Orang Tua Gen Z, Terlalu Takut Salah Didik Anak?
- Pexels
Banyak orang tua muda saat ini merasa terbebani oleh ekspektasi sosial dan perbandingan yang tidak sehat. Media sosial seperti Instagram dan TikTok dipenuhi konten parenting yang menyajikan kehidupan keluarga yang tampak sempurna. Hal ini tanpa disadari memicu sindrom mom guilt atau dad guilt, yaitu perasaan bersalah karena merasa tidak cukup baik sebagai orang tua. Kecemasan ini diperparah dengan stigma bahwa orang tua muda masih kurang pengalaman dan rentan salah langkah.
Perspektif Ahli: Apa Penyebab dan Dampaknya?
Menurut psikolog keluarga, kecemasan pada orang tua muda—terutama dari generasi Gen Z—berasal dari dua sumber utama: banjir informasi digital dan tekanan sosial untuk tampil sempurna. Mereka lebih sering membandingkan diri dengan orang lain secara online, sehingga kehilangan rasa percaya terhadap naluri keorangtuaan mereka sendiri.
Lebih lanjut, para ahli juga menyoroti bahwa pola asuh yang terlalu dikendalikan oleh kecemasan dapat berdampak negatif terhadap anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan tekanan tinggi dari orang tua cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri. Selain itu, kecemasan yang tidak dikelola juga bisa memengaruhi hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Suara dari Lapangan: Kisah Orang Tua Gen Z
Ayu (26), seorang ibu muda dari Jakarta yang aktif di komunitas parenting online, mengungkapkan bahwa ia sempat mengalami panic attack saat mempersiapkan MPASI untuk anak pertamanya.
“Saya terlalu banyak baca referensi dan lihat konten TikTok. Setiap pilihan rasanya bisa membahayakan anak kalau salah,” ujarnya.