Makan Makanan Asin Saat Hamil Bakal Bikin Bayi Berbulu Lebat, Apa Hubungannya?
- Pixabay
Menurut Journal of Perinatology (2023), lanugo biasanya rontok sebelum kelahiran, tetapi beberapa bayi, terutama yang lahir prematur, mungkin masih memiliki sisa lanugo saat lahir.
Pertumbuhan lanugo dan bulu tubuh lainnya pada bayi ditentukan oleh faktor genetik dan hormon, seperti androgen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Pola makan ibu, termasuk konsumsi makanan asin, tidak memiliki pengaruh langsung terhadap proses ini. Bayi dari keluarga dengan riwayat bulu tubuh lebat cenderung memiliki karakteristik serupa, terlepas dari apa yang dimakan ibunya selama hamil.
Efek Konsumsi Makanan Asin selama Kehamilan
Meskipun tidak memengaruhi bulu bayi, konsumsi makanan asin secara berlebihan selama kehamilan dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Garam (natrium klorida) diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, tetapi asupan berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang berbahaya bagi ibu hamil. Menurut WHO, ibu hamil disarankan membatasi asupan garam hingga 5 gram per hari (sekitar 1 sendok teh) untuk mencegah komplikasi seperti preeklampsia.
Studi dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology (2024) menunjukkan bahwa konsumsi natrium berlebih dapat menyebabkan retensi cairan, yang memicu pembengkakan (edema) pada kaki atau tangan ibu hamil. Selain itu, diet tinggi garam dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal atau perkembangan plasenta yang tidak optimal, yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah garam, seperti sayuran segar, buah-buahan, dan protein tanpa tambahan bumbu asin.
Mitos Lain Seputar Kehamilan
Mitos tentang makanan asin hanyalah salah satu dari banyak kepercayaan yang tidak berdasar seputar kehamilan. Misalnya, ada anggapan bahwa makan pedas menyebabkan keguguran atau minum air kelapa membuat kulit bayi putih.