Jakarta Kehilangan Identitas, Deretan Makanan Khas Ini Mulai Punah
- Pexels
Kerak Telor: Ikon Kuliner yang Terancam
Kerak Telor
- Indonesia Kaya
Kerak telor, makanan yang dianggap sebagai ikon kuliner Betawi, terbuat dari beras ketan putih, telur (ayam atau bebek), ebi (udang kering), dan kelapa sangrai, yang dimasak di atas wajan kecil dengan bara api hingga membentuk kerak renyah. Proses memasaknya yang unik, di mana wajan dibalik menghadap api, menciptakan aroma khas yang sulit ditiru.
Meski kerak telor masih sering muncul di acara budaya seperti Pekan Raya Jakarta atau di lokasi wisata seperti Kota Tua dan Monas, keberadaannya mulai terbatas pada momen-momen tertentu. Menurut sejarah, kerak telor tercipta pada era kolonial Belanda di kawasan Menteng sekitar tahun 1920-an, sebagai adaptasi dari omelet Belanda dengan bahan lokal seperti ketan dan kelapa. Namun, perubahan gaya hidup masyarakat urban dan minimnya regenerasi pedagang kerak telor membuat kuliner ini terancam punah.
Tantangan Pelestarian Kuliner Tradisional
Pelestarian makanan khas Betawi seperti kue lupis, kue kremes, gemblong, dan kerak telor menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, modernisasi telah menggeser preferensi masyarakat, terutama generasi muda, ke makanan cepat saji dan tren kuliner global.
Kedua, proses pembuatan yang rumit dan waktu yang lama membuat pedagang enggan melanjutkan usaha ini, terutama dengan persaingan harga yang ketat. Ketiga, kurangnya edukasi dan promosi tentang nilai budaya kuliner Betawi menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan ini.