Hati-Hati! Begini Cara Perselingkuhan Diam-Diam Bisa Dimulai dari Meja Kantor

Ilustrasi perselingkuhan di kantor
Sumber :
  • Pixaby

LifestylePernahkah kamu merasa pasangan terlalu dekat dengan teman sekantornya? Atau justru kamu sendiri yang tanpa sadar mulai nyaman dengan seseorang yang tiap hari duduk di seberang meja? 

Pria Pernah Selingkuh, Masih Bisa Tobat dan Setia?

 

Perselingkuhan di tempat kerja bukan lagi hal langka. Bahkan, menurut survei dari Vault.com, lebih dari 50 persen pekerja mengaku pernah terlibat hubungan romantis dengan rekan kantor, dan sebagian di antaranya sudah memiliki pasangan sah.

Pasangan Sudah Sempurna, Tapi Masih Selingkuh, Apa yang Sebenarnya Dicari Pria?

 

Kantor adalah tempat orang menghabiskan 8 hingga 10 jam sehari atau lebih lama dibanding waktu bersama keluarga. Tidak heran jika ruang profesional kadang berubah jadi ruang emosional. Awalnya hanya ngobrol soal pekerjaan, lalu berbagi beban deadline, tertawa di ruang pantry, dan akhirnya merasa “klik”. 

Selingkuh Bukan Soal Penampilan, Lantas Apa yang Dicari Sebenarnya?

 

Perselingkuhan ini tak selalu terlihat jahat. Banyak yang dimulai dari rasa nyaman, lalu berubah jadi hubungan yang melukai banyak pihak. Tapi kenapa ini bisa terjadi? Mengapa seseorang yang terlihat setia dan stabil di rumah bisa jatuh hati dengan rekan kerjanya? Mari kita lihat penjelasan psikologi dan fakta di balik fenomena ini.

 

Pertama kedekatan fisik yang intensif atau proximity effect. Salah satu teori klasik dalam psikologi sosial adalah proximity effect, yaitu kecenderungan seseorang untuk membentuk hubungan dekat dengan orang yang sering mereka temui. Di kantor, kita berinteraksi berulang kali, berbagi ruang, menyelesaikan masalah bersama, dan melihat satu sama lain dalam berbagai emosi dari stres hingga tawa.

 

Menurut, profesor psikologi di University of California, Dr. Paul Eastwick mengungkap bahwa frekuensi interaksi bisa menciptakan ilusi kedekatan yang lebih dalam. Hubungan di kantor berkembang karena keintiman dibangun secara alami dan berulang. Artinya kamu tak perlu kencan malam untuk jatuh cinta, cukup kerja bareng tiap hari.

 

Kedua terkait kebutuhan emosional yang tak terpenuhi di rumah. Seringkali, perselingkuhan tak dimulai dari ketertarikan fisik, tapi karena ada kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi dalam hubungan utama. Seorang suami yang merasa diabaikan oleh istri karena sibuk mengurus anak, atau wanita yang lelah menghadapi pasangan yang dingin, bisa merasa “dilihat” oleh rekan kerjanya.

 

Ahli antropologi biologis dari Rutgers University, Dr. Helen Fisher menyebutkan bahwa orang sering selingkuh bukan karena ingin meninggalkan pasangannya, tapi karena mereka merasa tidak terlihat atau dihargai.

 

Dalam konteks kantor, tempat seseorang mendapat validasi, apresiasi, bahkan pujian, kebutuhan itu bisa tiba-tiba terpenuhi oleh orang yang bukan pasangannya.

 

Ketiga berkaitan dengan lingkungan yang menormalisasi flirting

 

Kantor bisa jadi lingkungan yang penuh ambiguitas mulai dari bercanda sambil kerja, ngobrol intens saat lembur, atau duduk berdampingan dalam perjalanan dinas. Interaksi seperti ini kadang dianggap biasa, tapi bisa menjadi gerbang ke hubungan yang lebih dalam.

 

Menurut profesor psikologi dari University of Texas, Dr. David Buss, zona abu-abu dalam hubungan profesional sering membuat orang merasa tidak sedang berbuat salah, padahal secara emosional mereka sudah tidak setia.

 

Beberapa tanda seperti curhat terlalu personal, mencari-cari alasan untuk berinteraksi, atau sengaja menjaga rahasia dari pasangan, adalah indikasi awal dari emotional affair, perselingkuhan emosional yang bahkan bisa lebih menyakitkan dari fisik.

 

Keempat terkait adrenalin dan daya tarik rahasia.  

 

Hal lain yang membuat perselingkuhan di kantor terasa “memikat” adalah rasa berisiko dan rahasia. Ketika hubungan dibungkus dalam suasana yang dilarang, otak justru memproduksi lebih banyak dopamin, hormon kesenangan. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Esther Perel, terapis hubungan terkenal dan penulis The State of Affairs.

 

“Bukan hanya orang yang selingkuh yang berubah, tapi keadaan di sekelilingnya menciptakan energi baru. Mereka merasa hidup kembali," kata dia. 

 

Bekerja dengan seseorang yang menjadi objek cinta terlarang bisa memicu adrenalin, menciptakan ilusi hubungan yang lebih intens, padahal belum tentu sehat.

 

Kelima terkait kurangnya batasan dalam relasi profesional. 

 

Tidak semua kedekatan harus berujung pada cinta. Namun, jika seseorang tidak memiliki batasan yang jelas, hubungan profesional bisa bergeser tanpa disadari. Misalnya, merasa tidak enak menolak ajakan makan malam rekan kerja, atau membiarkan pesan larut malam yang sebenarnya tak perlu dibalas.

 

“Hubungan kerja yang sehat membutuhkan kesadaran untuk membatasi ruang personal agar tidak menciptakan celah emosional," kata dosen psikologi klinis di Northwestern University, Dr. Alexandra Solomon. 

 

Artinya, penting untuk punya kompas moral dan batasan jelas agar tidak “tergelincir”.

 

Lantas apa yang harus dilakukan jika kamu mulai merasa dekat dengan rekan kerja? 

 

Jika kamu mulai menyadari ada ketertarikan emosional atau fisik terhadap rekan kerja, berikut langkah yang bisa diambil:

• Sadari dan akui perasaanmu – Jangan menyangkal. Sadari sebagai peringatan untuk menjaga jarak.

• Perkuat komunikasi dengan pasangan – Mungkin ada kebutuhan yang belum kamu sampaikan.

• Buat batasan interaksi – Hindari momen berduaan yang tidak perlu.

• Alihkan fokus ke pekerjaan dan tim lain – Jangan biarkan hanya satu orang mengisi waktu dan perhatianmu.

• Bila perlu, konsultasi dengan psikolog atau terapis – Untuk membantu memahami dinamika emosional yang sedang terjadi.

 

Kantor Bukan Penyebab, Tapi Cermin dari Hubungan yang Rapuh

 

Perselingkuhan di kantor tak terjadi karena tempatnya, tapi karena celah dalam hubungan dan pribadi seseorang. Kantor hanya mempercepat interaksi, membuka ruang, dan kadang menipu logika dengan ilusi kedekatan. Yang paling penting bukan menghindari kantor, tapi membangun hubungan dengan komunikasi, empati, dan kesadaran diri.

 

Jika kamu mencurigai pasanganmu, jangan langsung marah. Ajak bicara dari hati ke hati. Karena yang hilang dalam sebuah hubungan, bisa jadi bukan cinta—tapi keterhubungan emosional.