Waspada! Begini Cara Mengetahui Makanan Sudah Tidak Layak Konsumsi Agar Terhindar dari Keracunan

Ilustrasi keracunan makanan
Sumber :
  • Freepik

LifestyleKasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus mendapat sorotan publik. Menyusul dengan kasus keracunan makanan ini, membuat semua pihak termasuk orang tua semakin waspada. Salah satu yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan mengedukasi anak-anak tentang tanda atau ciri dari makanan yang aman untuk dikonsumsi.

Bukan Cuma Kopi! 10 Makanan dan Minuman Pemicu Asam Lambung, Ada Teh

Hal ini perlu diajarkan mengingat  banyak kasus keracunan makanan terjadi meski makanan tampak normal dan enak disantap. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention, AS), jutaan orang setiap tahunnya mengalami keracunan makanan akibat bakteri, virus, atau racun pada makanan yang tidak disimpan atau disajikan dengan benar.

Maka, mengenali tanda-tanda makanan sudah tidak layak konsumsi sangat penting, apalagi ketika kita tidak tahu bagaimana makanan tersebut diolah.

Tanda Awal dari Panca Indera

Kulit Awet Muda dan Sehat, Konsumsi 15 Makanan Tinggi Retinol Ini

Sebelum menyantap makanan, panca indera bisa menjadi ’alarm’ awal untuk menilai kelayakan makanan:

  • Warna: Perubahan warna adalah tanda paling jelas. Daging yang berubah dari merah segar menjadi abu-abu kusam, ikan yang tampak keruh, atau sayuran yang menghitam biasanya sudah tidak aman. Roti atau makanan lain yang ditumbuhi bercak putih atau hijau (jamur) jelas harus dibuang.
  • Aroma: Bau asam, basi, atau menyengat adalah indikator kerusakan. Ikan dengan bau amis tajam atau susu yang berbau masam menandakan makanan tersebut sudah terkontaminasi.
  • Tekstur: Daging yang berlendir, nasi yang terasa lembek berair, atau sayuran yang layu dan basah adalah tanda makanan sudah mulai rusak.
  • Rasa: Jika makanan terasa asam, pahit, atau ada rasa aneh yang tidak seharusnya, segera hentikan dan jangan lanjutkan makan.

Makanan yang Berisiko Tinggi

Rahasia Meal Prep, Cara Menyajikan Menu Sehat dengan Praktis di Rumah

Tidak semua makanan memiliki tingkat risiko yang sama. Ada beberapa jenis makanan yang lebih cepat terkontaminasi jika tidak ditangani dengan benar:

  • Daging, ayam, dan ikan yang kurang matang sangat rentan membawa bakteri Salmonella atau E. coli.
  • Susu segar atau produk susu tanpa pasteurisasi dapat menjadi media pertumbuhan bakteri berbahaya.
  • Nasi dan mie yang dibiarkan lama di suhu ruang bisa menjadi sarang bakteri Bacillus cereus yang menyebabkan diare.
  • Salad buah atau sayur yang tidak disimpan dingin mudah tercemar bakteri karena tidak dimasak.

Pentingnya Cara Penyajian

Selain jenis makanan, cara penyajian juga menentukan apakah makanan masih aman dimakan.

  • Makanan yang sudah lebih dari dua jam dibiarkan di suhu ruang sebaiknya dihindari karena bakteri tumbuh cepat pada suhu 5–60°C.
  • Hidangan prasmanan yang tidak menggunakan penghangat atau pendingin khusus juga rawan keracunan makanan.
  • Jika makanan panas disajikan dalam kondisi sudah dingin, apalagi tanpa penghangat, itu pertanda makanan telah lama dibiarkan.

Fakta yang Jarang Disadari: Tidak Semua Kontaminasi Bisa Terlihat

Meskipun panca indera membantu, ada fakta penting yang perlu diketahui tidak semua makanan yang berbahaya menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Listeria bisa tumbuh tanpa mengubah warna, bau, maupun rasa makanan. Artinya, meski makanan tampak normal, risiko keracunan tetap ada bila penyimpanan atau penyajiannya tidak tepat.

Hal ini ditegaskan oleh profesor sekaligus pakar keamanan pangan dari North Carolina State University, AS, Dr. Benjamin Chapman. Ia menjelaskan bahwa banyak orang terlalu percaya pada panca indera untuk menilai keamanan makanan, padahal itu tidak cukup.

“Bakteri berbahaya tidak selalu mengubah rasa, bau, atau tampilan makanan. Karena itu, aturan paling aman adalah memperhatikan bagaimana makanan disimpan dan berapa lama sudah disajikan,” kata dia dalam wawancaranya bersama NC State Extension Food Safety.

Pernyataan ini menekankan bahwa disiplin dalam memperhatikan waktu dan cara penyimpanan jauh lebih penting daripada sekadar mengandalkan firasat bahwa makanan masih terlihat baik.

Aturan Emas dalam Keamanan Pangan

Ada pepatah penting dalam keamanan pangan “When in doubt, throw it out” atau “Kalau ragu, lebih baik dibuang.” Prinsip ini memang terdengar sederhana, tetapi bisa menyelamatkan kita dari sakit yang berbahaya. Beberapa tips praktis saat menghadapi makanan yang disuguhkan:

  • Jangan ragu menolak makanan yang tampak mencurigakan.
  • Ambil porsi kecil lebih dulu, jika ada rasa atau bau yang aneh, hentikan.
  • Pilih makanan yang masih dijaga suhunya—makanan panas tetap panas, makanan dingin tetap dingin.
  • Jika menghadiri acara, sebaiknya hindari makanan yang sudah terlalu lama tersaji di meja.