Makan Mi Instan Setiap Hari, Bisa Picu Kerusakan Ginjal?
- Freepik
Lifestyle –Mi instan sudah lama menjadi makanan favorit banyak orang. Rasanya gurih, praktis, dan murah membuatnya begitu populer, terutama di kalangan anak kos, pekerja sibuk, atau siapa saja yang butuh makanan cepat saji. Namun, muncul pertanyaan yang sering membuat orang was-was ‘apakah makan mi instan setiap hari bisa memicu kerusakan ginjal’?
Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Untuk memahami risiko ini, kita perlu melihat kandungan utama dalam mi instan yang berpotensi membahayakan jika dikonsumsi berlebiha yakni natrium (garam).
Untuk diketahui, satu bungkus mi instan umumnya mengandung 600 hingga 2.770 mg natrium per sajian, tergantung merek dan varian rasa. Angka ini jauh melampaui batas aman harian jika dikonsumsi terus-menerus.
Sebagai perbandingan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 2.000 mg per hari (setara sekitar 5 gram garam dapur). Artinya, hanya dengan makan satu bungkus mi instan saja, kita bisa langsung menyentuh atau bahkan melebihi batas harian yang disarankan.
Bagaimana Natrium Berlebih Merusak Ginjal?
Ginjal adalah organ yang bekerja keras menyaring darah, membuang kelebihan cairan, racun, dan elektrolit, termasuk natrium. Saat kita mengonsumsi natrium berlebih, ginjal harus bekerja ekstra untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Jika hal ini terjadi terus-menerus, beberapa dampak bisa muncul:
- Tekanan darah meningkat
Natrium membuat tubuh menahan lebih banyak cairan. Volume darah pun bertambah, yang akhirnya menaikkan tekanan darah. Hipertensi ini adalah “jalan pintas” menuju kerusakan ginjal. - Kerja ginjal makin berat
Beban berlebih bisa merusak pembuluh darah kecil di ginjal. Akibatnya, fungsi filtrasi berangsur menurun. - Risiko penyakit ginjal kronik (CKD)
Hipertensi akibat natrium tinggi merupakan salah satu penyebab utama CKD, sebuah kondisi ketika ginjal kehilangan fungsi secara perlahan dan permanen.
Beberapa studi ilmiah sudah menegaskan hubungan antara konsumsi tinggi natrium termasuk dari mi instan dengan gangguan ginjal. Pertama, sebuah studi di Korea menemukan bahwa konsumsi mi instan secara rutin berkaitan dengan meningkatnya risiko hipertensi. Satu porsi mi instan saja bisa menyumbang natrium dalam jumlah sangat tinggi.
Selain itu, riset di jurnal BMC Nephrology menyebutkan bahwa pola makan dengan asupan natrium tinggi dan kalium rendah meningkatkan risiko penyakit ginjal kronik. Data ini menguatkan dugaan bahwa mi instan jika dikonsumsi harian tanpa kontrol memang bisa menjadi faktor risiko serius bagi kesehatan ginjal.
Ahli ginjal dari Mayo Clinic, Dr. Ivan Porter II, memberikan penjelasan jelas tentang dampak garam berlebih bagi ginjal. Ia mengatakan bahwa menambahkan terlalu banyak garam dalam makanan bukanlah hal yang baik, dan itu bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal kronik.
”Kelebihan natrium membuat ginjal harus membuang lebih banyak cairan, yang akhirnya menaikkan tekanan darah. Jika kondisi ini berlangsung lama, pembuluh darah kecil di ginjal bisa rusak, lalu memicu penyakit ginjal kronik,” kata dia.
Tidak semua orang merasakan dampak negatif konumsi mi dengan cepat. Namun, ada kelompok yang lebih rentan jika sering mengonsumsi mi instan:
- Pasien hipertensi – natrium tinggi bisa memperburuk tekanan darah.
- Pasien diabetes – ginjal sudah lebih rentan akibat komplikasi metabolik.
- Usia lanjut – fungsi ginjal cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
- Mereka dengan riwayat keluarga CKD – faktor genetik juga berperan.
Apakah Masih Bisa Makan Mi Instan dengan Aman?
Kabar baiknya, bukan berarti kita harus berhenti total makan mi instan. Kuncinya ada pada frekuensi, porsi, dan cara mengolahnya. Berikut beberapa tips agar lebih aman:
- Kurangi bumbu instan
Kandungan natrium terbesar ada pada bumbu bubuk dan minyaknya. Gunakan hanya setengah sachet atau kombinasikan dengan bumbu alami seperti bawang putih segar, cabai, atau kecap rendah sodium. - Tambahkan sayuran segar
Sayuran kaya kalium, yang bisa membantu menyeimbangkan efek natrium. Misalnya bayam, sawi, atau wortel. - Tambahkan sumber protein sehat
Telur, tahu, atau dada ayam bisa membuat mi instan lebih bergizi. - Minum cukup air putih
Membantu ginjal membuang kelebihan natrium dengan lebih efektif. - Jangan konsumsi setiap hari
Batasi mi instan hanya sebagai makanan darurat atau sesekali, bukan menu harian.