Dear Suami, Saat Kamu Pulang, Aku Tak Butuh Ceramah Aku Butuh Didengar

Ilustrasi Istri Sambut Suami Usai Pulang Kantor
Sumber :
  • Freepik

Bagi banyak istri—terutama yang menjadi ibu rumah tangga, hari-hari mereka dipenuhi oleh pekerjaan yang tidak terlihat dan sering tidak dihargai. Tidak ada rekan kerja yang memberi tepukan, tidak ada evaluasi kinerja bulanan, dan tidak ada jam pulang yang jelas. Bahkan, keluh kesah pun sering dianggap berlebihan.

Jadi Tulang Punggung Keluarga, Tapi Pekerjaan Bikin Burnout? Ini Saran Psikolog

Dalam buku The Dance of Connection, psikolog Dr. Harriet Lerner menjelaskan bahwa kebutuhan utama perempuan dalam relasi adalah validasi emosional pengakuan bahwa perasaan mereka benar adanya dan layak didengar, tanpa harus dibantah atau di-logika-kan.

Ketika istri merasa didengar, itu bukan hanya tentang 'menyampaikan cerita'. Itu adalah proses menyembuhkan diri, meredakan stres, merasa lebih utuh, dan kembali punya energi untuk memberi cinta. Tapi jika setiap curhat dibalas dengan argumen atau perintah, maka perlahan tapi pasti, ia akan memilih diam. Dan dari diam itulah jarak mulai tumbuh.

Dampak Tidak Didengar: dari Rasa Jenuh Sampai Jarak yang Tak Terlihat

Ketika Hati Ingin Resign, Tapi Dompet Masih Ragu, Catat Panduan Emosional dan Finansial untuk Mundur dengan Aman

Saat kebutuhan emosional ini terus-menerus diabaikan, istri bisa merasa kesepian dalam pernikahan. Ia mungkin tak langsung marah. Ia hanya mulai berhenti bicara. Tidak curhat. Tidak menunggu pulang. Tidak bertanya lagi, "Kamu mau makan apa malam ini?"

Kesunyian itu bisa menjadi awal dari renggangnya hubungan. Bukan karena cinta memudar, tapi karena tidak ada ruang aman untuk merasa didengar.

Bagaimana Suami Bisa Mulai Mendengar dengan Hati?

Halaman Selanjutnya
img_title
Keinginan Istri Saat Suami Pulang Kerja Bukan Uang, Tapi Ini!