Bukan Manja, Tapi Butuh Dihargai: Pentingnya Validasi Emosi untuk Ibu Rumah Tangga
- Freepik
Validasi Emosi: Kebutuhan Dasar, Bukan Permintaan Berlebihan
Seorang psikolog dari University of Texas dan pakar dalam bidang self-compassion, Dr. Kristin Neff menjelaskan bahwa validasi emosi adalah proses menerima dan memahami perasaan seseorang tanpa menghakimi.
"Ketika emosi tidak divalidasi, seseorang merasa tak terlihat, tak penting, dan pada akhirnya kehilangan harga dirinya," katanya.
Dalam konteks ibu rumah tangga, ini bisa berarti merasa seperti 'robot' yang hanya menjalankan tugas tanpa ada yang menghargai atau sekadar bertanya, “Apa kamu butuh bantuan?” atau “Kamu kelihatan lelah, apa yang bisa aku lakukan?” Validasi bukan berarti menyetujui semua emosi negatif, tapi mengakui bahwa emosi itu nyata dan layak didengar.
Dampak Psikologis dari Kurangnya Validasi
Studi dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa individu yang emosinya sering diabaikan berisiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, dan burnout. Ibu rumah tangga sangat rentan terhadap ini karena mereka berada dalam sistem yang sering kali memandang tugas mereka sebagai “biasa saja.”
Ketika validasi emosi tidak hadir dalam kehidupan sehari-hari, ibu rumah tangga dapat mengalami dampak psikologis seperti: