Mengenal Fenomena Quiet Cracking, Bekerja Tanpa Semangat dan Tak Menyadarinya

Ilustrasi kerja
Sumber :
  • Freepik

Bagaimana quiet cracking merayap masuk

5 Tanda Kamu Sudah Butuh Istirahat dari Pekerjaan

CEO dan co-founder Kickresume, sebuah platform karier berbasis AI, Peter Duris, menjelaskannya dengan baik dalam wawancara bersama VICE. Ia mengatakan, quiet cracking itu licik  terjadi perlahan, dan ketika orang menyadarinya, mereka secara mental sudah lepas dari pekerjaannya.

Penyebab utama quiet cracking adalah manajemen yang buruk atau terlalu mengontrol (micromanagement), minimnya peluang berkembang, dan merasa tak terlihat di tempat kerja. Saat karyawan tidak merasa dihargai atau tidak melihat masa depan yang jelas, energi dan ambisi mereka mulai hilang. Tugas-tugas sederhana terasa berat, dan bayangan tentang kemajuan karier jadi sulit dibayangkan.

Cara mengatasi quiet cracking

Muak dengan Kerjaan? Apa yang Terjadi Pada Psikologismu?

Langkah pertama untuk mengatasinya adalah kesadaran. Perusahaan perlu mengenali tanda-tanda penurunan keterlibatan sedini mungkin, tapi karyawan juga harus berani bersuara.

Menurut Peter Duris (dalam laporan ET), karyawan perlu memulai percakapan dengan atasan tentang perasaan mereka, serta meminta peluang belajar atau berkembang. Sering kali, dukungan dari atasan yang peduli bisa menyalakan kembali semangat yang hilang dan membuat karyawan merasa lebih dihargai.

Kenapa Rasa ‘Kurang’ Selalu Ada Meski Dompet Menipis? Begini Penjelasan Psikolog

Quiet cracking bukan sekadar istilah tren, ini adalah alarm peringatan. Ini bukan soal karyawan malas atau tak termotivasi. Ini tentang lingkungan kerja yang lupa pentingnya koneksi dan dukungan antarmanusia.

Halaman Selanjutnya
img_title