Malas Kerja Gara-Gara Rekan Culas? Ini Kata Psikolog

Ilustrasi bekerja di kantor
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di dunia kerja, kita sering bertemu berbagai tipe rekan. Ada yang suportif, ada pula yang culas mengambil kredit atas kerja orang lain, menyebar gosip, atau bahkan menjebak demi menyelamatkan diri.

Gaya Dudukmu di Kantor Menunjukkan Kepribadian Aslimu! Setuju Sama Hasilnya?

Kondisi ini bukan hanya membuat suasana kantor tidak nyaman, tapi juga bisa mematikan semangat kerja. Fenomena ini dikenal dalam psikologi kerja sebagai job disengagement, yaitu ketika karyawan secara emosional menarik diri dari pekerjaannya.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat kita kehilangan motivasi saat menghadapi rekan kerja seperti itu, dan bagaimana cara mengatasinya? Pertama mari bahas mengapa rekan kerja culas bisa menyebabkan kita jadi malas kerja

Rahasia Membuat Rekan Kerja Culas Kapok dengan Cara Elegan!

Psikologi memberi kita beberapa penjelasan:

  1. Hilangnya Psychological Safety
    Psychological safety adalah rasa aman untuk berpendapat, berinovasi, dan bekerja tanpa takut diserang atau dijatuhkan. Ketika ada rekan yang culas, rasa aman itu hilang. Otak merespons ancaman sosial layaknya ancaman fisik: fokus berpindah ke bertahan hidup, bukan berkreasi.
  2. Teori Keadilan (Equity Theory)
    Teori ini menyebut bahwa motivasi muncul ketika kita merasa mendapat imbalan yang sepadan dengan usaha. Melihat orang lain mendapatkan keuntungan lewat cara kotor menimbulkan rasa tidak adil, yang akhirnya memotong semangat kerja.
  3. Burnout dari Lingkungan Toxic
    Lingkungan kerja toxic mendorong “motivasi palsu” yang berbasis ketakutan. Dalam jangka panjang, ini menguras energi emosional dan memicu burnout.

Psikolog klinis sekaligus pendiri Workplace Bullying Institut, Ruth F. dalam wawancaranya, menegaskan bahwa ketika Anda berada di lingkungan kerja yang beracun, sangat penting untuk fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan sambil terus melindungi kesehatan mental Anda.

Motivasi Buat Maba Biar Semangat Kuliah, Ingat Nasihat dari Kang Dedi Mulyadi Ini!

Artinya, meskipun kita tidak selalu bisa mengubah perilaku orang lain, kita dapat mengendalikan respons dan langkah kita sendiri. Strategi seperti menjaga batas, mencari dukungan, dan memelihara harga diri bukan hanya melindungi kesehatan mental, tapi juga mempertahankan motivasi kerja.

Dampak Psikologis Jika Tidak Ditangani

Jika rasa malas kerja akibat rekan culas terus dibiarkan, dampaknya bisa serius:

  • Turunnya Self-Esteem
    Kita mulai meragukan kemampuan sendiri karena pencapaian sering diambil atau diremehkan.
  • Learned Helplessness
    Muncul keyakinan bahwa berusaha pun percuma karena hasilnya akan diambil atau dimanipulasi orang lain.
  • Stres Kronis dan Burnout
    Gejalanya bisa berupa insomnia, sulit konsentrasi, mudah marah, hingga masalah kesehatan fisik.

Cara Mengatasi Rasa Malas Kerja Akibat Rekan Culas

Menurut pandangan psikologi, ada langkah-langkah praktis yang bisa diambil:

  1. Reframing
    Ubah cara pandang dengan fokus pada apa yang bisa kita kontrol. Misalnya, melihat situasi sebagai tantangan untuk melatih profesionalisme.
  2. Boundary-Setting
    Tetapkan batas interaksi dengan rekan toxic. Batasi obrolan pribadi dan fokus pada hal-hal yang relevan dengan pekerjaan.
  3. Self-Affirmation
    Ingatkan diri pada pencapaian dan nilai diri. Bisa dengan menulis daftar keberhasilan harian atau menggunakan afirmasi positif.
  4. Dukungan Sosial
    Cari rekan kerja yang suportif atau mentor yang dapat memberi masukan dan dukungan emosional.
  5. Pendekatan Profesional
    Dokumentasikan perilaku culas yang berdampak pada pekerjaan. Simpan bukti komunikasi, lalu sampaikan ke atasan atau HR secara tenang dan terukur. 

Rekan kerja yang culas memang bisa mengikis semangat dan membuat kita malas bekerja. Namun, dengan memahami mekanisme psikologis di baliknya, kita bisa mengambil langkah strategis untuk melindungi diri.

Fokus pada hal yang dapat kita kendalikan, jaga batas interaksi, rawat motivasi dari dalam, dan jangan ragu mencari dukungan. Karier yang sehat bukan hanya soal prestasi, tapi juga tentang menjaga kesehatan mental di tengah dinamika kantor yang penuh tantangan.