Waspadai Fenomena Mondayitis, Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
- Freepik
Lifestyle –Senin pagi sering menjadi momok bagi banyak orang. Rasa malas, kepala berat, bahkan mood yang tiba-tiba turun adalah bagian dari fenomena yang kerap disebut Mondayitis atau Blue Monday. Namun, tahukah kamu bahwa awal pekan juga terkait dengan risiko medis yang jauh lebih serius?
Penelitian internasional menemukan bahwa serangan jantung, khususnya tipe yang paling mematikan, lebih sering terjadi pada hari Senin dibandingkan hari lainnya. Dan ini bukan sekadar kebetulan.
Sebuah studi besar yang dilakukan oleh Belfast Health and Social Care Trust dan Royal College of Surgeons in Ireland meneliti lebih dari 10.500 pasien yang mengalami ST-segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI) jenis serangan jantung paling berbahaya.
Hasilnya? Angka kejadian STEMI pada hari Senin 13% lebih tinggi dibandingkan rata-rata harian. Tidak hanya itu, lonjakan yang cukup signifikan juga terjadi pada hari Minggu. Temuan ini dipublikasikan di berbagai media ternama seperti British Heart Foundation (BHF), Evening Standard, hingga Economic Times, dan memicu diskusi global tentang hubungan antara awal pekan, stres, dan kesehatan jantung.
“Kami menemukan adanya korelasi statistik yang kuat antara awal minggu kerja dan kejadian STEMI… Penyebabnya kemungkinan bersifat multifaktorial, namun… cukup masuk akal untuk mengasumsikan adanya unsur ritme sirkadian,” kata ahli jantung yang memimpin studi ini, Dr. Jack Laffan, dalam BHF.
Artinya, fenomena ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur banyak fungsi vital, termasuk tekanan darah, denyut jantung, dan hormon stres seperti kortisol.
Pada Senin pagi, terjadi lonjakan alami kortisol yang membuat tubuh siap menghadapi aktivitas. Namun, pada orang dengan risiko jantung, lonjakan ini bisa memicu kejadian fatal, apalagi jika ditambah stres emosional dan pola hidup kurang sehat.