Bangun Tidur Tapi Capeknya Nggak Hilang-Hilang? Bisa Jadi Gejala Depresi Ringan

Ilustrasi Bangun Tidur Lupa Hari
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBangun tidur seharusnya jadi momen menyegarkan. Tapi bagaimana kalau yang terjadi justru sebaliknya? Tubuh berat, kepala pusing, mata masih lengket, dan rasanya ingin balik lagi ke selimut.

Mengapa Kulit Sering Bermasalah saat Cuaca Berubah? Ini Penjelasan Dokter

Banyak orang langsung menyalahkan kurang tidur atau posisi tidur yang salah. Padahal, kondisi bangun tapi masih capek bisa jadi pertanda tubuh dan pikiran sedang menyimpan sesuatu yang lebih serius salah satunya depresi ringan.

Depresi ringan (disebut juga subthreshold depression) kerap hadir diam-diam, tanpa tanda sedih atau menangis terus-menerus. Salah satu ciri awal yang sering tak dianggap serius adalah kelelahan yang menetap, terutama saat bangun tidur.

Miss V Bau Asam Tajam Seperti Cuka? Bisa Jadi Pertanda Apa?

Kondisi ini bukan hanya lelah fisik biasa. Bahkan setelah tidur 7–9 jam, seseorang tetap merasa seperti belum tidur. Rasa letih ini adalah bentuk manifestasi emosi dan mental yang tidak mendapat pemulihan optimal selama malam.

Hal ini terjadi karena ritme sirkadian, jam biologis tubuh yang mengatur kapan harus tidur dan bangun terganggu. Ritme ini sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan keseimbangan hormon, seperti serotonin dan kortisol, yang bisa tidak stabil saat seseorang mengalami gangguan suasana hati.

7 Kebiasaan Sehat agar Tubuh Lebih Segar dan Produktif, Dijamin Tidur Nyenyak Setiap Malam

“Orang dengan depresi mungkin tidur terlalu banyak atau justru kurang tidur, tapi terlepas dari berapa lama tidurnya, mereka sering bangun dalam keadaan lelah. Kelelahan ini bukan sekadar fisik tapi juga emosional,” kata Profesor Psikiatri di Columbia University Medical Center dan mantan sekretaris American Psychiatric Association, Dr. Philip R. Muskin.

Artinya, meski tidur cukup, penderita depresi termasuk dalam tingkat ringan tetap merasa lelah karena masalahnya bukan hanya soal kuantitas tidur, tapi kualitas dan kondisi emosional saat tidur. Tubuh boleh istirahat, tapi pikiran tetap berlari dengan rasa cemas, overthinking, atau beban emosional lain.

Halaman Selanjutnya
img_title