Suka Multitasking? Hati-hati Otak Bisa Overload hingga Sebabkan Brain Rot
- Shuttershock
Istilah brain rot kini sering digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi otak akibat kebiasaan buruk, terutama yang berkaitan dengan overstimulasi digital. Salah satunya adalah multitasking.
Saat kita terus berpindah fokus, otak dipaksa bekerja ekstra keras. Setiap transisi membutuhkan waktu dan energi tambahan. Jika dilakukan terus-menerus, kapasitas memori kerja atau working memory bisa menurun. Kita jadi sulit berkonsentrasi, mudah lupa, dan tidak mampu berpikir mendalam.
Dr. Miller menyebut kondisi ini sebagai kelelahan kognitif.
“Setiap kali berpindah tugas, otak harus menghentikan proses sebelumnya, lalu memulai proses baru. Proses ini memakan energi yang sangat besar dan, jika sering dilakukan, akan menurunkan kemampuan otak dalam jangka panjang,” jelas dia.
Dampak Negatif Multitasking pada Otak dan Mental
- Konsentrasi Mudah Terganggu
Otak jadi terbiasa berpindah fokus sehingga sulit untuk benar-benar mendalami satu pekerjaan. - Daya Ingat Melemah
Setiap kali kita berpindah tugas, ada informasi yang hilang di tengah jalan. Lama-kelamaan, hal ini bisa menurunkan kemampuan mengingat detail. - Produktivitas Turun
Multitasking menciptakan ilusi sibuk. Namun, kualitas hasil kerja cenderung lebih rendah karena otak tidak fokus. - Stres Meningkat
Tekanan untuk mengerjakan banyak hal sekaligus meningkatkan produksi hormon kortisol yang memicu stres. - Tidak Mampu Berpikir Mendalam
Otak kehilangan kesempatan untuk melakukan pemikiran kritis dan mendalam, yang penting untuk memecahkan masalah kompleks.