Sering Tiba-Tiba Marah atau Sedih Saat Haid? Ini Alasan Emosi Bisa Naik-Turun Drastis!
- Pixaby
Bisakah Emosi Saat Haid Dikendalikan?
Jawabannya: bisa, tapi tidak dengan memaksakan diri untuk “kuat” atau menahan emosi. Mengelola emosi saat haid membutuhkan pemahaman dan dukungan, baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Langkah pertama adalah menyadari bahwa apa yang kamu alami adalah proses biologis yang valid. Ini bukan soal lemah atau tidak kuat mental.
Mulailah dengan mencatat siklus haidmu dan perhatikan kapan biasanya emosi kamu mulai berubah. Dengan mengenali polanya, kamu bisa mempersiapkan diri lebih baik—misalnya, dengan merencanakan waktu istirahat lebih banyak di hari-hari rawan, atau menghindari situasi yang bisa memicu stres.
Perhatikan juga asupan nutrisi. Makanan kaya magnesium, vitamin B6, dan omega-3 terbukti membantu menstabilkan emosi. Cukupi tidur malam minimal 7–8 jam, dan lakukan aktivitas yang bisa membantu relaksasi seperti yoga, meditasi, atau sekadar mendengarkan musik favorit.
Meskipun ketidakstabilan emosi saat haid tergolong umum, ada kalanya gejala ini menjadi terlalu berat hingga mengganggu aktivitas dan hubungan sosial. Jika kamu mengalami ledakan emosi ekstrem, merasa putus asa berlebihan, atau sampai kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu kamu sukai menjelang menstruasi, bisa jadi itu adalah tanda PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder)—kondisi yang lebih serius dari PMS biasa.
PMDD memerlukan penanganan medis, dan kamu tidak perlu malu untuk mencari bantuan profesional. Dengan kombinasi terapi, perubahan gaya hidup, dan jika perlu pengobatan, kondisi ini bisa ditangani dengan baik. Mengenali kapan kamu butuh bantuan adalah bentuk keberanian dan kepedulian terhadap diri sendiri.