PMS Bikin Emosi Meledak? Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Mood Swing yang Jarang Diungkap!

Ilustrasi Mood Swing
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Bagi banyak wanita, minggu sebelum menstruasi bisa terasa seperti roller coaster emosional yang tak berujung. Perasaan senang yang tiba-tiba berubah menjadi sedih, mudah tersinggung tanpa sebab, bahkan menangis karena hal sepele—semuanya terasa nyata dan melelahkan. Fenomena ini dikenal sebagai PMS (Premenstrual Syndrome), dan salah satu gejalanya yang paling sering dirasakan adalah mood swing atau perubahan suasana hati secara drastis. Meskipun terlihat sepele, efeknya bisa begitu besar hingga memengaruhi hubungan, pekerjaan, dan kepercayaan diri.

Gaji Pas-Pasan? Checklist Frugal Living Ini Bisa Bantu Keuangan Anda Tetap Terkontrol

 

Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap mood swing saat PMS sebagai hal “biasa” yang harus ditoleransi, atau lebih buruk lagi—diabaikan. Padahal, perubahan emosional ini memiliki dasar biologis yang sangat nyata. Saat tubuh mengalami fluktuasi hormon menjelang menstruasi, otak dan sistem saraf ikut terpengaruh. Inilah yang membuat emosi menjadi lebih intens dan sulit dikendalikan. Dengan memahami akar penyebabnya, kita bisa mulai mencari solusi yang lebih baik—bukan sekadar menghindari atau menahan emosi, melainkan mengelolanya secara sadar dan sehat.

 

Apa Sebenarnya yang Terjadi pada Tubuh Saat PMS dan Mood Swing Muncul?

Hemat Gak Harus Sengsara! Ini Cara Bedakan Frugal Living dari Cheapskate Mentality

Menjelang menstruasi, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal yang signifikan, khususnya kadar estrogen dan progesteron. Dua hormon ini tidak hanya memengaruhi organ reproduksi, tetapi juga sistem saraf pusat, termasuk otak yang mengatur suasana hati. Ketika kadar estrogen tiba-tiba menurun, produksi serotonin—zat kimia yang bertanggung jawab atas perasaan bahagia dan stabil—ikut menurun. Akibatnya, muncul rasa cemas, gelisah, cepat marah, hingga depresi ringan.

Di saat yang sama, progesteron juga mengalami fluktuasi tajam. Hormon ini memiliki efek sedatif ringan dan bisa membuat tubuh terasa lebih lamban atau lesu. Jika tubuh tidak siap menghadapi perubahan ini, maka kombinasi rendahnya serotonin dan naik-turunnya progesteron bisa menciptakan badai emosional yang dikenal sebagai mood swing pra-menstruasi.

Halaman Selanjutnya
img_title
Mood Naik-Turun Saat Menopause? Ini Fakta Emosi yang Sering Tak Disadari!