Sering Minum Kuah Rebusan Mi Instan? Hati-Hati, Bisa Bikin Ginjal Kerja Keras!
- Freepik
Lifestyle –Siapa yang bisa menolak nikmatnya semangkuk mi instan panas dengan kuah gurih yang sedap? Apalagi saat malam hari, hujan turun, dan perut mulai keroncongan. Kuah rebusannya seringkali jadi bagian paling ditunggu gurih, hangat, dan bikin nagih. Tapi tahukah kamu, di balik nikmatnya kuah mi instan itu, tersembunyi bahaya yang bisa bikin ginjal kamu kerja ekstra keras?
Kebiasaan menyeruput kuah mi instan secara rutin ternyata bisa berdampak serius pada kesehatan ginjal, lho. Yuk, kita kupas lebih dalam!
Apa Sebenarnya Isi dari Kuah Mi Instan?
Kuah mi instan bukan cuma air biasa yang diberi rasa. Isinya ternyata cukup ‘ramai’. Begitu bumbu instan dimasukkan, air rebusan berubah jadi lautan zat tambahan yang kaya rasa, tapi juga tinggi kandungan natrium.
Apa aja sih biasanya yang terkandung dalam kuah mi instan?
- Natrium (garam dalam bentuk natrium klorida dan natrium lainnya)
- Monosodium Glutamate (MSG) untuk rasa gurih
- Pengawet agar mi dan bumbu tahan lama
- Pewarna dan perisa buatan
- Minyak dan gula tambahan
Semua zat itu larut dalam kuah dan langsung masuk ke tubuh saat kamu meminumnya. Bagi sebagian orang, ini biasa saja. Tapi bagi tubuh, terutama ginjal, ini bisa jadi beban.
Peran Ginjal: Si Tukang Saring yang Setia Bekerja
Ginjal punya tugas penting dalam tubuh kita. Organ kecil seukuran kepalan tangan ini bertugas menyaring darah, membuang kelebihan air, racun, dan zat yang tidak dibutuhkan tubuh lewat urin. Salah satu zat yang harus disaring setiap hari adalah natrium.
Nah, kalau kamu sering mengonsumsi makanan tinggi garam (seperti kuah mi instan), ginjal harus bekerja lebih keras dari biasanya. Lama-lama, kerja keras ini bisa membuat ginjal kelelahan dan rusak.
Kandungan Natrium Tinggi = Pekerjaan Ekstra untuk Ginjal
Tahukah kamu, satu bungkus mi instan bisa mengandung 700 hingga 2.000 mg natrium. Padahal, batas maksimal asupan natrium yang dianjurkan oleh WHO hanya sekitar 2.000 mg per hari. Artinya, satu mangkuk mi instan (terutama kalau kamu minum kuahnya juga) bisa langsung memenuhi atau bahkan melewati batas harian konsumsi garam!
Menurut ahli nefrologi dan juru bicara National Kidney Foundation, Dr. Leslie Spry konsumsi natrium berlebihan secara terus-menerus bisa mempercepat kerusakan ginjal, terutama pada mereka yang sudah punya faktor risiko seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
“Konsumsi natrium yang berlebihan, apalagi secara rutin, bisa membuat ginjal harus menyaring dalam kapasitas ekstra. Ini akan mempercepat penurunan fungsi ginjal,” jelas Dr. Spry.
Risiko Serius: Dari Tekanan Darah Tinggi hingga Gagal Ginjal
Mengapa garam berbahaya untuk ginjal? Alasannya, garam membuat tubuh menahan air lebih banyak. Ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mulai dari tekanan darah naik, pembengkakan di kaki dan tangan, pembuluh darah ginjal rusak hingga penurunan kemampuan ginjal menyaring darah
Lama-kelamaan, jika tak dikendalikan, hal ini bisa menyebabkan gagal ginjal, yaitu kondisi ketika ginjal tak lagi mampu menyaring darah dengan baik, dan pasien harus menjalani cuci darah (dialisis).
Dr. Spry juga menambahkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal stadium awal, kelebihan garam bisa mempercepat kerusakan. Ini bisa membuat pasien harus masuk ke pengobatan dialisis lebih cepat dari seharusnya.
Zat Aditif Lainnya: Bukan Cuma Soal Garam
Selain natrium, kuah mi instan juga mengandung MSG, pengawet, dan pewarna. Meskipun zat-zat ini diizinkan dalam batas tertentu, konsumsi berlebihan dalam jangka panjang tetap bisa berdampak negatif.
- MSG (Monosodium Glutamate): bisa menyebabkan sakit kepala, mual, dan gangguan metabolisme pada beberapa orang sensitif.
- Pengawet dan pewarna sintetis: bisa memicu peradangan ringan hingga stres oksidatif, terutama jika dikonsumsi rutin dalam jumlah besar.
- Ginjal dan hati adalah dua organ utama yang bertugas memproses zat-zat ini, jadi mereka jadi yang pertama terkena dampaknya.
Anak-anak dan Lansia: Kelompok yang Paling Rentan
Bahaya kuah mi instan tidak hanya mengancam orang dewasa, tapi juga anak-anak dan lansia.
- Ginjal anak-anak belum berkembang sempurna dan tidak seefisien orang dewasa dalam menyaring zat sisa.
- Lansia mengalami penurunan fungsi ginjal secara alami karena proses penuaan.
Konsumsi kuah mi instan secara rutin bagi dua kelompok ini bisa memperburuk kondisi kesehatan secara lebih cepat.
Sesekali boleh gak sih minum kuahnya? Jawabannya boleh, tapi jangan sering-sering. Menurut Dr. Spry, kalau hanya satu atau dua kali dalam sebulan, tubuh masih bisa mengimbanginya, asal kamu juga menjaga pola makan yang sehat.
Tapi masalahnya, banyak orang menjadikan mi instan sebagai makanan rutin yang mana seminggu bisa 2 hingga 3 kali atau bahkan lebih. Belum lagi kalau satu kali makan langsung dua bungkus, dan semua kuahnya diminum sampai habis. Inilah yang jadi masalah besar.
Tapi tenang, kamu tetap bisa makan mi instan sesekali tanpa harus merasa bersalah. Berikut beberapa tips agar lebih sehat:
- Jangan minum kuahnya. Fokus ke mi-nya saja.
- Gunakan setengah atau seperempat bumbu. Ini bisa mengurangi natrium secara drastis.
- Rebus mi dua kali. Buang air rebusan pertama, lalu masak ulang dengan air baru.
- Tambahkan sayur dan protein. Seperti sawi, wortel, telur rebus, atau tahu.
- Perbanyak minum air putih setelah makan. Untuk membantu ginjal menyaring sisa zat dari makanan.
Dengan cara ini, kamu masih bisa menikmati cita rasa mi instan, tapi tetap menjaga ginjalmu tetap sehat.
Mi instan dan kuahnya memang nikmat, apalagi kalau kamu lagi lapar, hemat, atau malas masak. Tapi jangan lupa, kenikmatan sesaat bisa berdampak panjang jika kamu tak bijak mengonsumsinya.
Ginjal kamu memang kuat, tapi bukan berarti bisa terus dipaksa menyaring kelebihan garam dan zat aditif setiap hari. Yuk, mulai bijak! Nikmati mi instan sewajarnya dan jaga ginjalmu agar tetap sehat untuk jangka panjang.