Terlalu Banyak Duduk Ternyata Bisa Sebabkan Stroke, Ini Penjelasan Medisnya
- Pixaby
Lifestyle –Di era serba digital seperti sekarang, duduk selama berjam-jam bukan hal asing lagi. Mulai dari kerja di depan laptop, nonton drama favorit, sampai sekadar scrolling media sosial, semuanya membuat kita lebih banyak diam. Tapi tahukah kamu bahwa kebiasaan ini diam-diam bisa berbahaya bagi kesehatan otak dan jantung?
Bahkan menurut sejumlah pakar, duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Tidak peduli seberapa rutin kamu berolahraga, kalau seharian tetap duduk lebih dari 6–8 jam, bahaya tetap mengintai.
Mari kita bahas lebih mendalam terkait dengan kaitan antara duduk terlalu lama dengan risiko stroke. Duduk memang terlihat tidak berbahaya. Tapi menurut, Direktur National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Dr. Walter Koroshetz duduk lama bisa menyebabkan aliran darah melambat. Ini meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah (trombosis), yang bisa lepas dan menyumbat pembuluh darah di otak, alias stroke iskemik.
Selain itu, terlalu lama duduk juga membuat metabolisme melambat. Kalori tidak terbakar dengan baik, kolesterol jahat (LDL) meningkat, dan tekanan darah bisa naik diam-diam. Semua ini jadi kombinasi sempurna untuk memicu kerusakan pembuluh darah otak.
Di sisi lain, banyak orang merasa aman karena rajin jogging atau nge-gym. Tapi menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Heart Association, aktivitas fisik harian belum tentu menetralkan efek buruk duduk yang terlalu lama.
“Aktivitas fisik tidak selalu bisa membatalkan kerusakan akibat duduk berlebihan. Ini soal pola hidup, bukan sekadar olahraga," jelas ahli jantung dari Mount Sinai Heart, New York, Prof. Valentin Fuster.
Artinya, meski kamu rajin olahraga 30 menit setiap pagi, tapi kalau sisanya kamu duduk terus di depan laptop, tetap saja tubuh kamu tidak sepenuhnya aman dari ancaman stroke dan jantung.
Bagaimana Duduk Mengganggu Sistem Kardiovaskular?
Ketika kita duduk terlalu lama, sirkulasi darah di tubuh bagian bawah melambat. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah meningkat, terutama jika kamu juga punya kebiasaan menyilangkan kaki. Ini bisa memicu hipertensi, yang menjadi salah satu penyebab utama stroke dan serangan jantung.
Ahli kardiologi dari McMaster University, Dr. Salim Yusuf, menjelaskan bahwa duduk lama bisa memicu akumulasi plak di arteri, memperburuk kolesterol, dan menyebabkan resistensi insulin. Semua itu meningkatkan risiko penyumbatan arteri, baik di jantung maupun otak.
Dampaknya pada Otak: Dari Emboli Hingga Mini Stroke
Salah satu efek jangka panjang dari duduk berjam-jam adalah meningkatnya kemungkinan terbentuk bekuan darah (trombosis vena dalam) di kaki. Bekuan ini bisa naik ke paru-paru atau otak. Saat menyumbat arteri di otak, kamu bisa mengalami stroke.
Menurut neurolog dari UCLA Stroke Center, Dr. David Liebeskind kurangnya aktivitas membuat aliran darah stagnan, meningkatkan potensi emboli. Bahkan, ia menambahkan bahwa duduk lama juga bisa memperburuk gejala stroke ringan (TIA) yang sering tak terdeteksi karena cepat menghilang.
Tak hanya itu, kurangnya aliran darah yang lancar juga berdampak pada fungsi kognitif otak, seperti penurunan konsentrasi, mudah lelah, dan kabut otak (brain fog).
Meskipun secara teori siapa pun bisa terdampak, ada kelompok yang lebih berisiko mengalami stroke akibat duduk terlalu lama, antara lain:
- Pekerja kantoran atau remote worker yang duduk 8–10 jam sehari.
- Pelajar dan mahasiswa yang belajar daring berjam-jam tanpa bergerak.
- Lansia yang minim aktivitas harian.
- Orang dengan komorbid seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Kombinasi faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan ini membuat mereka lebih rentan mengalami gangguan pembuluh darah otak maupun jantung.
Tanda Bahaya yang Sering Diabaikan
Beberapa gejala awal dari efek negatif terlalu lama duduk sering kali tidak disadari. Misalnya:
- Kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan.
- Leher kaku dan pegal berkepanjangan.
- Pusing ringan atau rasa seperti “mau pingsan” setelah bangun dari duduk lama.
- Detak jantung tidak stabil atau cepat lelah meski tidak banyak bergerak.
Jika kamu mengalami gejala seperti ini secara rutin, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Karena bisa jadi itu sinyal awal gangguan peredaran darah atau tekanan darah tinggi.
Berita baiknya, risiko stroke dan gangguan jantung akibat terlalu lama duduk bisa dicegah dengan cara yang cukup sederhana. Menurut peneliti dari Mayo Clinic yang mencetuskan istilah Sitting is the new smoking, Dr. James Levine salah satu kunci utamanya adalah bergerak setiap 20–30 menit. Beberapa tips mudah yang bisa diterapkan:
- Gunakan alarm atau reminder untuk berdiri dan gerak setiap 30 menit.
- Lakukan stretching ringan atau jalan kaki ke dapur tiap 1 jam.
- Pilih standing desk jika memungkinkan.
- Naik tangga daripada lift saat ke kantor.
- Jalan kaki saat menelepon atau rapat online.
- Terapkan aturan 20-8-2: 20 menit duduk, 8 menit berdiri, 2 menit aktif gerak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang per minggu untuk orang dewasa, atau sekitar 30 menit/hari selama 5 hari.