5 Penyakit Paling Mematikan di Dunia dan yang Paling Banyak Menyerang Orang Indonesia

Ilustrasi jantung
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Ketika mendengar kata penyakit mematikan, mungkin pikiran kita langsung tertuju pada sesuatu yang jauh dari keseharian. Namun faktanya, banyak penyakit yang masuk daftar penyebab kematian tertinggi di dunia justru sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan diam-diam mengintai siapa saja, termasuk masyarakat di Indonesia.

Bukan Hanya Diabetes, Sering Bangun Malam untuk Buang Air Kecil? Waspadai Bisa Jadi Penyakit Ini

 

Dari pola makan tinggi gula dan garam, gaya hidup yang makin minim gerak, hingga kebiasaan begadang dan stres berkepanjangan, semuanya bisa jadi pemicu awal datangnya penyakit serius. Maka, penting bagi kita untuk memahami penyakit-penyakit apa saja yang paling banyak menyebabkan kematian secara global, sekaligus mencermati penyakit mana yang paling banyak menjangkiti masyarakat Indonesia. Apa saja penyakit tersebut? Berikut ini rangkumannya!

Kenapa Susah Buang Air Kecil di Pagi Hari? Waspadai 7 Penyakit Ini!

 

1. Penyakit Jantung

 

Kenapa Pria Lebih Cepat Meninggal daripada Wanita? Ini Jawaban Ilmiah dan Sosial yang Mengejutkan

Penyakit jantung, khususnya penyakit jantung iskemik (penyumbatan pembuluh darah di jantung), masih menjadi penyebab ketiga kematian tertinggi di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia sendiri, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit ini menempati posisi pertama dalam jumlah kasus dan angka kematian.

 

Menurut pakar jantung dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Dr. Clyde Yancy gaya hidup modern yang tinggi stres, kurang tidur, dan buruknya pola makan adalah penyumbang utama peningkatan kasus jantung.

“Kita tak sadar, pilihan makan dan aktivitas kita sehari-hari menciptakan ledakan kecil yang bisa berubah jadi bencana besar dalam tubuh,” ujarnya dalam jurnal American Heart Association. Beberapa faktor risiko dari penyakit jantung antara lain merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kurang olahraga, hingga obesitas. 

 

Gejala yang Perlu Diwaspadai:

 

  • Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri

  • Sesak napas

  • Keringat dingin tiba-tiba

  • Jantung berdebar kencang

 

2. Stroke: Menyerang Secara Mendadak dan Meninggalkan Dampak Jangka Panjang

 

Stroke adalah kondisi saat aliran darah ke otak terganggu, bisa karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Secara global, stroke berada di peringkat kedua penyebab kematian.

 

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kecacatan utama. Banyak orang tak menyadari tanda-tanda awal stroke atau datang ke rumah sakit sudah terlambat. Padahal, menurut ahli neurologi dari University of Calgary, Dr. Andrew Demchuk untuk kasus stroke waktu menjadi kunci dari segalanya.

“Pasien stroke punya golden time 4,5 jam untuk mendapatkan pertolongan efektif. Lewat dari itu, risiko kecacatan meningkat drastis,” jelasnya.

 

Tanda-tanda Awal Stroke (Gunakan Singkatan FAST):

 

  • Face: Senyum tidak simetris

  • Arms: Salah satu lengan melemah

  • Speech: Bicara pelo atau sulit dimengerti

  • Time: Segera ke rumah sakit!

 

3. Diabetes: Si Pembunuh Senyap yang Semakin Mengganas

 

Diabetes, terutama diabetes tipe 2, menjadi salah satu penyakit yang tumbuh paling cepat di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensinya meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data Riskesdas peningkatan prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 10,9 persen pada 2018. Sementara itu data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi DM meningkat lagi menjadi 11,7 persen.

 

 

Masalah utama dari diabetes adalah komplikasinya: bisa merusak pembuluh darah, organ ginjal, mata, hingga saraf tubuh. Bahkan, banyak pasien stroke dan serangan jantung ternyata sudah lebih dulu mengidap diabetes. Menurut ahli endokrin dari Keck School of Medicine, University of Southern California, Dr. Anne Peters diabetes tidak selalu menunjukkan gejala awal yang jelas.

“Kadang pasien baru tahu dirinya mengidap diabetes ketika sudah terjadi kerusakan organ,” katanya dalam wawancaranya dengan Mayo Clinic.

 

Tanda-tanda yang Sering Diabaikan:

 

  • Sering haus dan buang air kecil

  • Berat badan turun tanpa sebab

  • Luka yang lama sembuh

  • Pandangan kabur

 

 

4. PPOK: Terlupakan, Tapi Menyiksa

 

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru-paru yang progresif dan tidak bisa disembuhkan, biasanya akibat paparan jangka panjang terhadap asap rokok atau polusi udara.

 

Di dunia, PPOK menempati urutan ketiga atau keempat penyebab kematian. Meski di Indonesia masih jarang dibahas, risiko PPOK sangat nyata mengingat tingginya angka perokok dan kualitas udara yang buruk di berbagai kota besar. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi PPOK sebesar 3,7 persen di Indonesia, yang berarti sekitar 9,2 juta orang terkena. 

 

 

Pulmonolog dari University of Michigan, Dr. MeiLan Han mengatakan, pasien PPOK umumnya terlambat terdiagnosis karena mengira batuk kronis adalah hal biasa.

 

Gejala Utama:

 

  • Sesak napas saat aktivitas ringan

  • Batuk kronis

  • Produksi dahak berlebihan

 

 

5. Hipertensi: Disebut ‘Silent Killer’ Bukan Tanpa Alasan

 

Hipertensi atau tekanan darah tinggi mungkin terdengar sepele karena gejalanya jarang terasa. Tapi inilah yang membuatnya berbahaya. Hipertensi adalah akar dari banyak penyakit mematikan lain, termasuk jantung dan stroke.

 

Data WHO menyebutkan bahwa 1 dari 3 orang dewasa di dunia hidup dengan tekanan darah tinggi. Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2 persen.

 

 

Ketua panel panduan hipertensi dari American College of Cardiology, Dr. Paul Whelton menegaskan pentingnya kontrol rutin.

“Anda tidak bisa memperbaiki sesuatu yang tidak Anda ukur. Tekanan darah harus dicek secara rutin, bukan hanya saat sakit,” tegasnya.

 

Cara Deteksi Dini:

 

  • Periksa tekanan darah minimal 1 kali sebulan bagi yang berisiko

  • Jaga pola makan rendah garam

  • Hindari stres dan istirahat cukup

 

 

Mengapa Indonesia Rentan?

 

Ada beberapa faktor yang membuat penyakit-penyakit di atas mudah menyerang masyarakat Indonesia:

 

  • Pola makan tinggi gula, lemak, dan garam

  • Minim olahraga dan banyak duduk

  • Kebiasaan merokok masih tinggi

  • Pemeriksaan kesehatan berkala belum jadi budaya umum

 

Selain itu, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa ke dokter itu hanya perlu saat sudah parah, padahal pencegahan dan deteksi dini jauh lebih murah dan efektif.

 

 

Solusi: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

 

Berikut langkah-langkah kecil namun berdampak besar:

 

  1. Mulai hari dengan aktivitas fisik ringan, 30 menit saja sudah cukup.

  2. Ganti camilan manis dan asin dengan buah atau kacang.

  3. Rutin cek tekanan darah dan gula darah, bisa di puskesmas atau klinik terdekat.

  4. Berhenti merokok dan hindari lingkungan penuh asap.

  5. Jaga berat badan ideal dan kelola stres dengan baik.

 

Penyakit jantung, stroke, diabetes, PPOK, dan hipertensi adalah lima dari sekian banyak penyakit mematikan yang sebenarnya bisa dicegah. Dengan informasi yang tepat, perubahan gaya hidup, dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini, kita bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat. Mencegah lebih murah daripada mengobati. Tubuh sehat adalah aset terbesar yang tak bisa dibeli. Yuk, jaga kesehatan mulai hari ini!